Tindak Pidana Persetubuhan Terhadap Anak (Studi Kasus Putusan Nomor: 1896/PID.SUS/2012/PN.JKT.BAR.)/ oleh Desy Natalia

Main Author: Natalia, Desy
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.untar.ac.id/4622/
Daftar Isi:
  • Alat bukti sangat penting dalam membuktikan telah terjadinya suatu tindak pidana, seperti dalam kasus persetubuhan terhadap Anis Zakiah dilakukan oleh ayah kandungnya beserta tetangganya Sudartono yang dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda. Dalam hal ini sulit diketahui siapa yang melakukan persetubuhan terhadap Anis Zakiah berdasarkan visum et repertum yang hanya didasarkan pada luka robek yang disebabkan oleh benda tumpul semata. Bagaimana kekuatan alat bukti visum et repertum dalam kasus persetubuhan berdasarkan putusan Nomor 1896/PID.SUS/2012/PN. JKT.BAR terhadap terdakwa Sudartono. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif yang bersifat deskriptif. Berdasarkan data hasil penelitan menunjukkan pada visum et repertum pada kasus persetubuhan yang dilakukan terdakwa Sudartono ini sangatlah lemah, karena visum et repertum hanya ditujukan pada robeknya selaput darah korban dan masuknya benda tumpuk dan juga persetubuhan dilakukan oleh dua pelaku yang berbeda dan dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda sehingga tidak dapat diketahui siapa pelaku yang melakukan persertubuhan terhadap korban dalam visum et repertum ini, hanya dapat menandakan benar korban disetubuhi dengan robeknya selaput darah yang disebabkan oleh benda tumpul tapi tidak dapat dibuktikan Sudartono yang melakukan persetubuhan terhadap Anis Zakiah yang hanya dilihat dari robekan pada selaput darah tanpa dilakukan pemeriksaan pada sperma, mengingat sperma dapat bertahan hidup sekitar 24-36 jam di dalam kemaluan (vagina). Dalam hal ini seharusnya penyidik melakukan pemeriksaan sperma melalui visum et repertum memperhatikan jangka waktu dimaksud.