BALUWERTI (PERKAMPUNGAN DI-ANTARA DUA DINDING KERATON KASUNANAN DI SURAKARTA)

Main Author: Priyomarsono, Naniek Widayati
Format: Article PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara , 2010
Subjects:
Online Access: http://repository.untar.ac.id/1751/1/2.%20%28v%29%20BALUWERTI%20%28PERKAMPUNGAN%20DI-ANTARA%20DUA%20DINDING%20KERATON%20KASUNANAN%20DI%20SURAKARTA%29.pdf
http://repository.untar.ac.id/1751/
Daftar Isi:
  • Keraton Kasunanan sejak dibangun oleh Paku Buwono II (1745-1749), kawasan keraton secara bertahap mengalami perkembangan seiring masa pemegang pemerintahan Kraton Surakarta. Masa Paku Buwana II dapat disebut sebagai upaya untuk meniru tata ruang keraton terdahulu di Kartasura. Adapun desksipsi tata ruang Keraton Surakarta dijelaskan oleh Behrend (1952) sebagai mengikuti citra dunia yang diwujudkan dalam lingkaran-lingkaran konsentris menurut kosmologi Hindu-Jawa. Kampung Baluwerti yang didirikan oleh Paku Buwono II menjadi wilayah di luar Keraton dan terletak di antara dua tembok berukuran 2 m dengan tinggi 6 m. Wilayah ini mempunyai dua pintu yaitu Kori Brajanala Utara dan Kori Brajanala Selatan yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh dua alur jalan yang sejajar dengan tembok Keraton. Pada awal tahun 1900, Susuhunan Pakubuwana X memperluas wilayah Kampung Baluwerti dan menambahnya dengan dua buah pintu Butulan, sehingga dari empat penjuru dapat diakses dari luar. Setiap pintu dijaga oleh para abdi dalem yang ditunjuk oleh Susuhunan. Perkampungan ini begitu menarik dari segi spatial maupun bentuknya, hal ini tidak terlepas dari bagaimana Susuhunan sebagai penguasa (power) membuat order (sabdo) selalu dikaitkan dengan toponimi, yang selalu diyakini kebenarannya oleh siapapun (knowledge).