ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK BELUT SAWAH (Monopterus albus zuieuw) DI KABUPATEN KLATEN

Main Author: Santi, Yenny Mailya
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://eprints.uns.ac.id/5896/1/158822408201001441.pdf
http://eprints.uns.ac.id/5896/
Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, efisiensi, keuntungan, profitabilitas, dan nilai tambah usaha agroindustri keripik belut sawah (Monopterus albus zuieuw) di Kabupaten Klaten. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penentuan daerah sampel dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu Kecamatan Gantiwarno Desa Ceporan, Kecamatan Wedi Desa Gadungan dan Kalitengah, Kecamatan Delanggu Desa Pacaran dan Tlobong, Kecamatan Karanganom Desa Troso Kabupaten Klaten karena keempat Kecamatan tersebut merupakan sentra industri keripik belut sawah. Pengambilan sampel responden dilakukan dengan cara sensus. Sensus adalah pencatatan semua elemen (responden) yang diselidiki di Kabupaten Klaten yang menggunakan belut sawah sebagai bahan baku. Adapun jumlah responden sebanyak 20 orang. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan pencatatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa biaya total rata-rata yang dikeluarkan oleh pengusaha keripik belut di Kabupaten Klaten selama bulan April 2009 sebesar Rp 55.727.827,00. Penerimaan rata-rata yang diperoleh setiap pengusaha adalah Rp 58.921.650,00 dan keuntungan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 3.193.823,00 per bulan. Usaha agroindustri keripik belut sawah (Monopterus albus zuieuw) di Kabupaten Klaten tersebut termasuk menguntungkan dengan nilai profitabilitas sebesar 5,73 %. Usaha agroindustri keripik belut sawah (Monopterus albus zuieuw) di Kabupaten Klaten yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukan dengan R/C rasio lebih dari satu yaitu sebesar 1,05 yang berarti setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan penerimaan sebesar 1,05 kali dari biaya yang dikeluarkan. Besarnya nilai tambah belut segar hidup sebesar Rp 14.311,64/Kg. Hal ini menunjukan bahwa setiap satu Kg belut segar hidup setelah mengalami proses produksi mampu memberikan nilai tambah sebesar Rp 14.311,64. Kata Kunci : Keripik Belut Sawah, Keuntungan, Efisiensi, Nilai Tambah