PERILAKU MEMBOLOS SISWA (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Perilaku Membolos Siswa di SMP Negeri 2 Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten)

Main Author: GRACIANI, WENNY
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://eprints.uns.ac.id/5085/1/187950212201110131.pdf
http://eprints.uns.ac.id/5085/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Negeri 2 Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi siswa membolos, dampak yang ditimbulkan dari perilaku membolos, bagaimana pendidikan dalam keluarga dan pengaruh teman sebaya dalam perilaku membolos. Sehingga dapat memperoleh gambaran perilaku membolos yang dilakukan oleh siswa di SMP Negeri 2 Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan berpijak pada paradigma perilaku sosial dengan mengambil teori pertukaran sosial (social exchange theory) dan teori kontrol sosial (social control theory). Teori pertukaran sosial menitikberatkan pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran (reward) atau menghindari hukuman (punishment). Sedangkan teori kontrol sosial menitikberatkan pada konsep kemampuan suatu kelompok atau lembaga sosial tertentu untuk mengefektifkan norma atau dan tertentu. Pengumpulan data melalui teknik wawancara mendalam, observasi non partisipan, dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Sementara itu teknik analisis kualitatif bergerak dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menitikberatkan pada perilaku membolos yang dilakukan oleh siswa dan faktor-faktor yang menjadi latarbelakang siswa-siswa tersebut membolos dan aktivitas siswa selama membolos. Faktor-faktor tersebut adalah karena kondisi keluarga, kontrol dalam keluarga yang lemah, pola asuh atau cara orang tua dalam mendidik anak yang kurang tepat, pengaruh teman dalam gang, kondisi lingkungan sekolah yang kurang kondusif, dan faktor psikologis dan emosional siswa tersebut yang masih belum stabil. Sedangkan perilaku yang dilakukan oleh siswa yang menjadi responden adalah nongkrong, bermain playstation atau bermain internet di warnet (warung internet), merokok, minum minuman keras dan perkelahian antar siswa. Perilaku yang menyimpang dari peraturan sekolah tersebut terjadi karena rasa solidaritas antar teman yang berperilaku negatif sehingga mendorong mereka melakukan tindakan melanggar peraturan sekolah. Keluarga dan sekolah yang seharusnya menjadi kontrol sosial tergeserkan oleh lingkungan pergaulan sehari-hari. Keadaan inilah yang menjadikan sebagian besar siswa mengalami berbagai masalah di sekolah dan berdampak pada prestasi belajar mereka.