MODEL PENENTUAN ALOKASI PADA SISTEM DISTRIBUSI BAHAN BAKU ROTAN BAGI INDUSTRI ROTAN UNTUK MEMINIMASI TOTAL INBOUND COST

Main Author: Martyani, Dian Vicky
Format: Thesis NonPeerReviewed application/pdf
Terbitan: , 2010
Subjects:
Online Access: http://eprints.uns.ac.id/4648/1/134800908201008091.pdf
http://eprints.uns.ac.id/4648/
Daftar Isi:
  • Dian Vicky Martyani, I1304006, MODEL PENENTUAN ALOKASI PADA SISTEM DISTRIBUSI BAHAN BAKU ROTAN BAGI INDUSTRI ROTAN UNTUK MEMINIMASI TOTAL INBOUND COST. Skripsi. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Januari 2010. Rotan merupakan kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan perabotan rumah tangga, perabotan kantor, handycraft dan lain-lain. Salah satu sentra produksi rotan ada di Solo Raya yang mana bahan baku rotan tersebut berasal dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Makassar dan Gorontalo. Pada tahun 2005, pemerintah mengambil kebijakan untuk memperbolehkan mengekspor rotan ke luar negeri sehingga kebutuhan akan bahan baku rotan di dalam negeri berkurang. Oleh karena itu, pengadaan terminal bahan baku menjadi salah satu alternatif untuk penyedia bahan baku rotan. Solo Raya sebagai salah satu wilayah sentra industri rotan yang terbesar di Indonesia sehingga bisa dijadikan obyek penelitian dalam pengalokasian bahan baku tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan model penentuan alokasi pada sistem distribusi bahan baku rotan bagi industri rotan sehingga dapat meminimasi total inbound cost. Penyelesaian masalah model penentuan alokasi dengan mengembangkan model dari Louwers (1999) dengan metode Linear Programming (LP). Output dari model ini adalah mendapatkan model penentuan alokasi yang dapat meminimasi total inbound cost. Total biaya inbound yang dimaksud pada model alokasi adalah total biaya pembelian, total biaya transportasi dari source ke terminal bahan baku, total biaya simpan di terminal bahan baku dan total biaya transportasi dari terminal bahan baku ke sentra industri rotan. Jika nilai dari keempat variabel tersebut bertambah maka total inbound cost juga akan bertambah, dan apabila nilai dari keempat variabel tersebut berkurang maka total inbound cost juga akan berkurang. Setelah model linear programming di jalankan di Premium Solver Platform V9.0 dalam Microsoft Excel maka akan diperoleh nilai yang minimal untuk fungsi tujuan meminimasi total inbound cost sebesar Rp. 8.537.124.480,66. Kata kunci: terminal bahan baku, total inbound cost, model alokasi, linear programming.