FAKTOR PERCERAIAN PADA MANULA DI DESA AIR SEBAKUL KECAMATAN TALANG EMPAT KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Main Author: Reka,, Noviyanti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book Bachelors
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.iainbengkulu.ac.id/4970/1/SKRIPSI%20REKA_BAB%20%20I-V.pdf
http://repository.iainbengkulu.ac.id/4970/
Daftar Isi:
  • Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) Bagaimana perceraian pada manula di Desa Air Sebakul Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah, (2) Apa faktor perceraian pada manula di Desa Air Sebakul Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perceraian pada manula dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya perceraian pada manula di Desa Air Sebakul Kecamatan Talang Empat. Adapun Jenis Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Untuk mendapatkan data, informasi dan fakta melakukan wawancara kepada responden yaitu Kepala Desa, keluarga, dan pelaku perceraian pada manula. Untuk menyusun dan menganalisa data-data yang terkumpul, maka penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai objek penelitian berdasarkan data yang diperoleh. Dari penelitian ini ditemukan bahwa (1) Perceraian dari hasil wawancara dengan 5 orang pelaku perceraian pada manula, yang melakukan proses perceraian dengan cara cerai talak secara resmi di Pengadilan Agama sebanyak 1 pasangan, dengan cara cerai talak secara tidak resmi di luar sidang Pengadilan sebanyak 2 pasangan dan yang melakukan cerai gugat secara resmi sebanyak 2 pasangan, Lama masa pernikahannya adalah yang paling singkat selama lebih kurang antara 34 hingga 40 tahun, dan masa pernikahan manula yang paling lama lebih kurang 47 hingga 51 tahun. (2) Dari setiap pasangan yang melakukan perceraian terdapat faktor penyebab perceraian yaitu faktor gangguan pihak ketiga, faktor ekonomi, faktor kekerasan dalam rumah tangga, fakto tidak bertanggungjawab, dan faktor krisis moral.