Strategi Dakwah Salafi di Indonesia
Main Author: | Chozin, Muhammad Ali |
---|---|
Format: | Article info application/pdf Journal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/view/2013.14101 http://ejournal.uin-suka.ac.id/dakwah/jurnaldakwah/article/view/2013.14101/253 |
Daftar Isi:
- Pertumbuhan dakwah Salafi di Indonesia mencapai puncaknya setelah tumbangnya rezim Orde Baru. Kemunculannya berawal dari Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA), yang memperkenalkan manhaj salâf as-sâlih kepada umat Islam Indonesia. Mereka didukung oleh lembaga-lembaga donor dari Timur Tengah berupa pendidikan gratis di Timur Tengah serta dana untuk mendirikan lembaga-lembaga untuk menunjang eksistensi dakwah Salafi, seperti pendirian yayasan, sekolah, rumah sakit, pondok pesantren, dan lembaga kursus bahasa Arab. Di samping mendirikan lembaga-lembaga formal, mereka pun mengisi ceramah keagamaan, khutbah, tablig akbar, halaqah, dan daurah.Kegiatan-kegiatan tersebut didokumentasikan menjadi kaset, VCD, DVD, yang kemudian dijual bersama buku, jurnal, dan majalah. Di samping itu, ada pula yang memberikan tausiah, nasehat, dan dakwah melalui media penyiaran, seperti stasiun televisi dan radio, serta dunia maya, seperti website, blog, mailing list (milis), dan jejaring sosial.