Analisis Kasus Tumor Sinonasal di RSUD Propinsi NTB: Januari – Desember 2015

Main Authors: Kadriyan, Hamsu, Rambu, Markus, Trisna Aryani, I Gusti Ayu, Alfian, Muhammad, Yudantho, Didit
Format: Proceeding PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/4208/1/Analisis%20Kasus%20Tumor%20Sinonasal%20di%20RSUD%20Propinsi%20NTB%20konas%20%20%20solo%202016.docx
http://eprints.unram.ac.id/4208/
Daftar Isi:
  • Abstrak Pendahuluan : Tumor sinonasal merupakan tumor yang cukup sering ditemukan di daerah kepala dan leher. RSUD propinsi NTB merupakan salah satu rumah sakit yang sering digunakan untuk penatalaksanan tumor sinonasal. Tujuan : Untuk memberikan gambaran tentang angka kejadian tumor sinonasal, sebaran usia dan jenis kelamin serta sebaran jenis tumor di RSUD Propinsi NTB dan penatalaksanaan yang dilakukan. Metode penelitian : Deskriptif retrospektif dengan mengamati data rekam medis dari 1 januari 2015 smapai 31 desember 2015. Hasil : Ditemukan 35 (1,11%) kasus baru tumor sinonasal dengan 97 kali kunjungan ke rumah sakit. Terdiri dari 17 laki-laki (49%) dan 18 (51%) wanita serta 19 (55%) berusia kurang dari 50 tahun dan 16 (45%) berusia lebih atau sama dengan 50 tahun. Sebanyak 40% merupakan tumor ganas, 20% tumor jinak dan 40% yang belum diketahui jenis histopatologinya. Kasus terbanyak yang ditemukan adalah skuamous sel karsinoma dengan diferensiasi baik 5 (15%), disusul karsinoma tidak berdiferensisasi sebanyak 4 (12%) kasus. Kasus tumor jinak yang terbanyak ditemukan adalah inverted papiloma sebanyak 3 (6%). Penatalaksanaan yang telah dilakukan terhadap kasus-kasus yang ditemukan antara lain, rinotomi lateralis, maksilektomi media, total maksilektomi, hemifasial degloving dan lain-lain. Beberapa pasien dirujuk ke rumah sakit lain diluar NTB yang disebabkan oleh belum tersedianya fasilitas radioterapi. Kesimpulan : Selama masa penelitian ditemukan 35 kasus baru tumor sinonasal di RSUD propinsi NTB, yang terdiri dari 40% tumor ganas, 20% tumor jinak dan 40% yang belum diketahui jenis histopatologinya. Sebagian kasus dapat diselesaikan penatalaksanaannya di RSUD Propinsi NTB, sedangkan sebagiannya lagi harus dirujuk ke luar daerah karena tidak tersedianya fasilitas radioterapi.