MEDAN MAKNA LEKSEM AKTIVITAS WAJAH DI DESA KAWO KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Main Author: WIDIASTUTI, ENIS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/2940/1/ENIS%20WIDIASTUTI%20E1C112029.pdf
http://eprints.unram.ac.id/2940/
Daftar Isi:
  • Penelitian yang berjudul “medan makna aktivitas wajah di desa Kawo Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah” meliputi leksem-leksem yang berada dalam anggota wajah yaitu mata, hidung, mulut dan telinga. Penelitian ini bertujuan untuk mendata leksem yang termasuk dalam aktivitas wajah, teori yang digunakan dalam pernelitian ini adalah teori semantik yang mendeskripsikan bentuk dan komponen makna yang dikandungnya yang di kemukakan oleh Chaer (1995). Populasi dalam penelitian ini adalah daerah pemakaian bahasa di desa Kawo Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Pengambilan data menggunakan teknik random sampling (pemilihan sampel secara acak) yaitu melalui tiga orang informan yang telah memenuhi kriteria pemilihan informan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dengan teknik sadap dan teknik simak libat cakap dan catat, metode cakap dengan teknik cakap semuka dan catat, serta metode introspeksi. Penggunaan metode tersebut disesuaikan dengan medan penelitian. Dalam kaitannya dengan analisis data , digunakan metode deskriptif dengan teknik kualitatif yang memiliki teknik lanjutan berupa teknik padan intralingual dan padan ekstralingual. Adapun penyajian dari hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode formal dan informal. Berdasarkan hasil analisis data, dalam bahasa Sasak di desa Kawo terdapat 41 leksem yang digunakan untuk menyatakan aktivitas wajah yaitu: (1) aktivitas mata untuk melihat memiliki tiga belas leksem; (2) aktivitas mata menangis memiliki lima leksem; (3) aktivitas mata tidur memiliki empat leksem; (4) aktivitas hidung bernafas memiliki empat leksem; (5) aktivitas hidung mencium memiliki satu leksem; (6) aktivitas mulut makan memiliki delapan leksem; (7) aktivitas telinga mendengar memiliki satu leksem.