STRUKTUR, TINGKAH LAKU DAN PENAMPILAN PASAR JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Main Author: Chintia Dewi, Anak Agung Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/2160/1/SKRIPSI_ANAK%20AGUNG%20AYU%20CHINTIA%20DEWI_C1G014017_AGRIBISNIS%20PAGI.pdf
http://eprints.unram.ac.id/2160/
Daftar Isi:
  • Tujuan Penelitian ini adalah: 1) Mengetahui struktur tingkah laku dan penampilan pasar jagung di Kabupaten Lombok barat, 2) mengetahui hambatan-hambatan atau permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran jagung di Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Hasil peneitian menunjukkan: 1) struktur pasar jagung berada pada pasar persaingan tidak sempurna oligopsoni konsentrasi rendah. Struktur pasar tersebut diketahui karena pada tingkat pedagang pengumpul kabupaten nilai konsentrasi rasio sebesar 40,92%, pada tingkat pedagang besar nilai konsentrasi rasio sebesar 6,11%, pada tingkat pedagang antar pulau nilai konsentrasi rasio sebesar 78,07%. Analisis Indeks Herfindahl menunjukkan struktur pasar jagung mengarah pada pasar oligopsoni. Hal lain yang dilihat mencirikan pasar oligopsoni adalah terdapat differensiasi produk dan hambatan keluar masuk pasar serta komposisi antara jumlah pembeli dengan jumlah penjual yang tidak seimbang.. 2) Tingkah laku pasar: petani berlaku sebagai penerima harga (price taker). Petani memilih menjual jagungnya dengan sistem tebasan dikarenakan kebutuhan mendesak dan keterbatasan modal, selain itu terdapat kerjasama antar pedagang dalam memasarkan jagung. 3) pemasaran jagung di Kabupaten Lombok Barat dapat dikatakan belum efisien, karena distribusi margin belum merata dan share harga yang diterima petani tidak terlalu tinggi rata-rata sebesar 45,77%. Selain itu, dari 5 (lima) saluran pemasaran jagung hanya 2 (dua) saluran yang memiliki distribusi keuntungan sama dengan satu dan antar saluran pemasaran memiliki volume penjualan yang tidak merata. 4) Hambatan dalam pemasaran yang dihadapi sebagian besar petani jagung adalah hambatan harga sedangkan sebagian besar hambatan dalam pemasaran yang dihadapi pedagang jagung adalah hambatan iklim