ANALISIS LAPISAN ARMOURING DAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA HILIR BENDUNG DENGAN KOLAM OLAK TIPE VLUGHTER

Main Author: IDA, WAYAN WIDIASTANA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/18591/1/Tugas%20Akhir%20Ida%20Wayan%20Widiastana.pdf
http://eprints.unram.ac.id/18591/
Daftar Isi:
  • Salah satu permasalahan pada sungai yang sering terjadi adalah dikarenakan adanya perubahan terhadap konfigurasi dasar sungai yang disebabkan oleh terjadinya gerusan akibat adanya proses transportasi sedimen pada dasar sungai. Secara alamiah konfigurasi dasar sungai dapat dipertahankan oleh adanya proses pembentukan armouring pada dasar sungai. Armouring merupakan lapisan tersisa selama terjadinya aliran pada saluran atau sungai yang terdiri dari berbagai macam gradasi butiran. Oleh karena itu pengujian mengenai armouring perlu dilakukan sebagai tambahan pengetahuan dalam hal perencanaan perlindungan dasar sungai yang stabil. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium dengan saluran berdimensi panjang 7,5 meter, lebar 0,5 meter, dan tinggi 0,5 meter. Dengan menggunakan tiga variasi debit aliran yaitu 0,0019 m3/dt, 0,0037 m3/dt, dan 0,0061 m3/dt dan menggunakan bendung dengan mercu tipe ogee dan kolam olak tipe vlughter sehingga dalam penelitian ini dilakukan 9 kali running. Dari proses running didapatkan sampel untuk material armouring dan material terangkut yang selanjutnya akan diuji gradasi dan berat jenisnya di Laboratorium. Berdasarkan hasil analisa gradasi dan berat jenis yang telah dilakukan, diketahui bahwa secara keseluruhan material terangkut memiliki berat jenis yang lebih besar dari material armouring dimana nilai rata-rata dari material terangkut sebesar 2.275 gr/cm3, 2.336 gr/cm3, dan 2.442 gr/cm3. Sedangkan untuk nilai rata-rata dari material armouring dari debit terkecil hingga terbesar berturut-turut sebesar 2.438 gr/cm3, 2.203 gr/cm3, dan 2.215 gr/cm3. Berdasarkan hasil pengujian gradasi keseragaman dilihat bahwa ukuran butiran pada material armouring lebih besar dibandingkan butiran pada material terangkut. Hal ini dilihat dari nilai D10, D30, D50, dan D60 yang didapat dari kurva persentase lolos pada masing-masing running. Sedangkan pada bentuk gerusan yang terjadi, dapat dilihat dari hasil output surfer bahwa semakin besar debit yang digunakan maka semakin dalam juga gerusan yang terjadi.