ANAK PUTUS SEKOLAH (Studi Kasus Di Desa Montong Ajan, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah)

Main Author: MALIANA, DWIYANDA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/18549/1/SKRIPSI_MALIANA%20DWIYANDA.pdf
http://eprints.unram.ac.id/18549/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana sebaran anak putus sekolah pada setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sederajat di Desa Montong Ajan, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah; (2) mengetahui apa faktor penyebab anak putus sekolah pada setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sederajat di Desa Montong Ajan, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah; (3) mengetahui bagaimana upaya orang tua, masyarakat, dan pemerintah desa dalam mengatasi anak putus sekolah pada setiap jenjang pendidikan SD, SMP, SMA sederajat di Desa Montong Ajan, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menemukan (1) Sebaran anak putus sekolah di Desa Montong Ajan mayoritas terjadi pada jenjang pendidikan SMA sederajat sebanyak 240 orang (61,54%), kemudian SMP sederajat sebanyak 101 orang (25,90%) dan SD sederajat sebanyak 49 orang (12,56%). Sedangkan jenis kelamin dari anak yang putus sekolah mayoritas anak perempuan; (2) Faktor yang menyebabkan anak putus sekolah yaitu, bullying, persepsi/perhatian orang tua terhadap pendidikan anak (broken home), budaya merariq kodeq (pernikahan dini) dan pendapatan orang tua: (3) Upaya dari orang tua seperti menasehati anak agar tidak menghiraukan perkataan orang lain jika dibuli, menjaga keharmonisan keluarga, memberikan nasehat agar anak tetap sekolah. Upaya dari masyarakat atau sekolah, yaitu jika ada anak yang bermasalah atau bertengkar maka dipanggil untuk menghadap ke ruang guru untuk dinasehati dan dihukum jika terlalu sering, memberikan pengarahan kepada orang tua murid agar memperhatikan pendidikan anak dan senantiasa menjaga keharmonisan keluarga agar anak fokus dalam sekolahnya, dan pihak sekolah tidak memungut biaya pada jenjang SD sederajat dan SMP sederajat. Sedangkan upaya dari pemerintah desa mengdakan lomba- loma ketika acara 17an, dan pemerintah desa telah mengadakan pelatihan- pelatihan untuk memberikan peluang usaha lain.