ANALISIS KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KAYU KELAPA DAN KAYU RAJUMAS
Main Author: | Hilda, Haviana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unram.ac.id/15738/1/Tugas%20Akhir%20Hilda%20Haviana.pdf http://eprints.unram.ac.id/15738/ |
Daftar Isi:
- ABSTRAK Kebutuhan akan kayu olahan sebagai bahan konstruksi terus mengalami peningkatan baik untuk penggunaan struktural maupun non struktural. Keterbatasan ukuran kayu struktural perlu diatasi dengan pengembangan teknologi pengolahan kayu laminasi. Jenis kayu yang digunakan pada penelitian ini adalah Kayu Kelapa dan Kayu Rajumas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kombinasi lapisan balok laminasi yang menghasilkan nilai tegangan lentur yang paling tinggi. Penelitian ini didahului dengan melakukan uji pendahuluan berupa uji sifat fisik dan mekanik Kayu Kelapa dan Kayu Rajumas. Lalu, dibuat 4 kombinasi benda uji balok laminasi yang terdiri dari 10 lapis dengan ukuran 50 mm x 100 mm x 1100 mm, serta balok kontrol dari Kayu Kelapa. Kombinasi 1 (K2R8) terdiri dari 2 lapis Kayu Kelapa dibagian luar (satu lapis di atas dan satu lapis di bawah) dan 8 lapis Kayu Rajumas dibagian tengah. Kombinasi 2 (K4R6) terdiri dari 4 lapis Kayu Kelapa dibagian luar dan 6 lapis Kayu Rajumas dibagian tengah. Kombinasi 3 (K6R4) terdiri dari 6 lapis Kayu Kelapa dibagian luar dan 4 lapis Kayu Rajumas dibagian tengah. Dan Kombinasi 4 (K8R2) terdiri dari 8 lapis Kayu Kelapa dibagian luar dan 2 lapis Kayu Rajumas dibagian tengah. Pengujian balok laminasi menggunakan metode One Point Loading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tegangan lentur maksimal balok kontrol, balok laminasi K2R8, K4R6, K6R4, dan K8R2 berturut-turut sebesar 33,192 MPa, 35,318 MPa, 37,620 MPa, dan 40,567 MPa. Sehingga dapat diketahui balok laminasi K8R2 memiliki nilai tegangan lentur paling maksimum dengan peningkatan 9,3% dari balok kontrol yaitu sebesar 40,567 MPa. Pola kegagalan balok laminasi yang terjadi yaitu, retak tarik, retak miring, retak mendatar, dan kegagalan geser.