PENGENDALIAN HAMA LALAT BUAH DENGAN TANAMAN REPELLENT PADA TANAMAN CABAI RAWIT(Capsicum frutescens L.)

Main Author: Irma, Iswantari
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/15389/1/JURNAL%20-%20PENGENDALIAN%20HAMA%20LALAT%20BUAH%20DENGAN%20TANAMAN%20REPELLENT%20PADA%20TANAMAN%20CABAI%20RAWIT%20%28Capsicum%20frutescens%20L.%29.pdf
http://eprints.unram.ac.id/15389/
Daftar Isi:
  • IRMA ISWANTARI.Pengendalian Hama Lalat Buah Dengan Tanaman Repellent Pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Dibimbing oleh Dr. Ir. Tarmizi, MP. dan Prof. Ir. M. Sarjan, M.Ag.CP., Ph.D. Cabai rawit (Capsicum frutescens L.)merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Cabai jenis ini dibudidayakan oleh para petani karena banyak dibutuhkan masyarakat, tidak hanya dalam skala rumah tangga, tetapi juga digunakan dalam skala industri, dan dieksport ke luar negeri. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya, yaitu sebagai bumbu masak dan bahan campuran industri makanan. Buah cabai rawit menghasilkan produk metabolit sekunder yaitu capsaicin. Capsaicin merupakan kelompok senyawa yang bertanggung jawab terhadap rasa pedas dari cabai. Capsaicin merupakan senyawa nonpolar yang memiliki beberapa gugus polar terhadap hidrogen yang berikatan dengan air. Menurut BPS NTB (2018), produksi cabai rawit di NTB mengalami peningkatan setiap tahun. Daerah pengembangan cabai yang utama di NTB dan dilaksanakan secara intensif adalah di Kabupaten Lombok Timur yaitu sebesar 89,56% dari 10 kabupaten/kota. Produksi cabai rawit di NTB pada tahun 2015 sampai 2018 secara berurutan adalah 73.525 ton, 96.996 ton, 156.922 ton, 210.530 ton. Usaha dalam meningkatkan produksi cabai dapat dilakukan dengan berbagai cara. Praktik budidaya cabai selalu dihadapkan pada berbagai serangan organisme pengganggu tanaman salah satunya keberadaan hama. Salah satu hama yang sering menyerang tanaman cabai adalah lalat buah. Hama ini dapat menyebabkan dampak kerugian panen yang serius bagi petani cabai di Indonesia. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan tanaman repellent atau tanaman penolak. Pengendalian hama tanaman dengan cara menanam beberapa jenis tanaman penolak (repellent) sebagai tanaman pinggir dapat mendorong stabilitas ekosistem sehingga populasi hama mampu ditekan dan berada pada kesetimbangannya. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui populasi dan intensitas serangan hama lalat buah yang dikendalikan dengan tanaman repellent pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Pecobaan ini dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Mataram Desa Nyur Lembang Kecamatan Narmada dengan luas plot dalam petakan cabai monokultur 1 m x 5,4 m dengan populasi 30 tanaman dan plot cabai tumpangsari 2 m x 5,4 m dengan populasi 50 tanaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan melakukan percobaan di lahan. Percobaan diatur dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan yaitu P0 = Cabai Kontrol, P1 = Cabai dengan Tanaman Repellent Kemangi, P2 = Cabai dengan Tanaman Repellent Bunga marigold, P3 = Cabai dengan Tanaman Repellent Bawang Merah. Perlakuan diulang sebanyak 6 kali sehingga didapatkan 24 plot percobaan.Data dianalisis dengan analisis keragaman dengan taraf 5%. Jika terdapat perlakuan yang berbeda nyata (P < 0,05) maka dilakukan uji lanjut dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa cabai rawit yang ditanaman secara monokultur berbeda nyata dengan cabai rawit yang ditanam dengan tanaman repellent kemangi, marigold dan bawang merah pada jumlah populasi dan intensitas serangan hama lalat buah. Cabai rawit dengan tanaman repellent kemangi memiliki kemampuan paling baik dalam mengendalikan populasi dan intensitas serangan hama lalat buah.