PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGISI BAMBU DARI KOMPOSIT SERBUK KAYU DENGAN MATRIKS YANG BERBEDA TERHADAP KUAT TARIK SAMBUNGAN BAMBU DENGAN PELAT GANDA The effect of using bamboo filling material from wood sawdust composites with different matrix against the tensile strength of bamboo connection with double plates

Main Author: PRADANA, WAHYU
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/15041/1/TUGAS%20AKHIR%20WAHYU%20PRADANA.pdf
http://eprints.unram.ac.id/15041/
Daftar Isi:
  • Sambungan bambu dikenal sangat lemah dalam menahan gaya geser terutama akibat dipasak menggunakan paku maupun baut. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan menambahkan bahan pengisi ke dalam rongga bambu. Serbuk kayu merupakan salah satu material sisa yang dapat digunakan sebagai bahan pengisi tersebut. Penggunaan serbuk kayu sebagai pengisi merupakan bentuk pembaharuan terhadap material pengisi yang pernah digunakan sebelumnya seperti mortar dan kayu. Namun dalam penggunaanya, serbuk kayu membutuhkan perekat sebagai matrik pengikatnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis perekat terhadap kuat tarik sambungan bambu berpengisi serbuk kayu beserta pola kegagalannya. Uji pendahuluan berupa sifat fisik dan sifat mekanik bambu dilakukan terlebih dahulu. Selanjutnya, duabelas benda uji sambungan dibuat pada penelitian ini dengan menggunakan empat jenis perekat yaitu perekat amilum, perekat chloroprene, perekat PVAc, dan perekat epoksi sebagai pengikat serbuk kayu dengan rongga bambu. Campuran pengisi dibuat dengan perbandingan antara massa perekat dengan massa serbuk kayu yaitu 1,5:1. Setelah itu dilakukan pengujian terhadap kuat tarik pada masing-masing benda uji. Hasil pengujian menunjukkan adanya peningkatan kuat tarik dari perekat amilum, perekat chloroprene, perekat PVAc, dan perekat epoksi berturut-turut adalah 801,36 Kg; 937,44 Kg; 1179,36 Kg; dan 2372,84 Kg. Hal tersebut dipengaruhi oleh jenis perekat, dimana kekentalan dan senyawa yang membentuk perekat tersebut berbeda-beda. Adapun pola kegagalan yang terjadi yaitu pecahnya bambu dan keluarnya bahan pengisi pada perekat amilum, chloroprene, PVAc dan bengkoknya baut pada sambungan dengan perekat epoksi.