HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN ABNORMALITAS NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PADA POPULASI BERISIKO PENYAKIT ARTERI PERIFER DI POLIKLINIK RSUD PROVINSI NTB
Main Author: | Emha, Arizka Mardiya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unram.ac.id/12543/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH%20-%20HUBUNGAN%20IMT%20DENGAN%20ABNORMALITAS%20NILAI%20ABI%20PADA%20POPULASI%20BERISIKO%20PENYAKIT%20ARTERI%20PERIFER%20DI%20POLIKLINIK%20RSUD%20PROVINSI%20NTB.pdf http://eprints.unram.ac.id/12543/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Prevalensi penyakit kardiovaskular semakin meningkat setiap tahun. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah indikator terjadinya proses aterosklerosis yang merupakan prediktor signifikan terhadap kejadian penyakit kardiovaskular dan mortalitas. Ankle brachial index (ABI) merupakan metode skrining non-invasif untuk PAP. Kegemukan (overweight) dan obesitas menjadi salah satu dari sekian banyak faktor risiko yang berhubungan dengan PAP. Penilaian Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat dijadikan sebagai skrining awal untuk obesitas dan menggambarkan kondisi kesehatan individu. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara IMT terhadap abnormalitas nilai ABI pada populasi dengan risiko PAP. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 56 responden yang merupakan pasien Poliklinik Jantung dan Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Provinsi NTB. Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mengukur tekanan darah sistolik pada pergelangan kaki dan brakialis untuk mengetahui nilai ABI serta mengukur berat badan dan tinggi badan untuk menentukan IMT. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Lambda Hasil: Pada penelitian ini didapatkan 56 sampel yang terdiri dari 36 sampel laki- laki dan 20 sampel perempuan. Hasil uji korelasi Lambda menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi bermakna antara IMT dengan abnormalitas nilai ABI (p=0,563, r=0,040) pada pasien berisiko PAP di Poliklinik Jantung dan Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Provinsi NTB.