PEMODELAN CURAH HUJAN DI PULAU LOMBOK BERDASARKAN VARIABEL PERUBAHAN IKLIM, IOD, DAN EL NIÑO MODOKI Rainfall Modelling in Lombok Island Based on Variable of Climate Change, IOD, and El Niño Modoki

Main Author: SUCIHATI, BAIQ ANGGI PUSPARANI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://eprints.unram.ac.id/12173/1/1.%20SKRIPSI.pdf
http://eprints.unram.ac.id/12173/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel perubahan iklim, IOD, dan El Niño Modoki terhadap curah hujan bulanan di Pulau Lombok dan untuk mencari model matematik terbaik berdasarkan besar pengaruh kejadiannya. Selain itu, di dalam penelitian ini juga dikaji bagaimana dampak perubahan iklim, IOD, dan El Niño Modoki tehadap curah hujan ekstrim di Pulau Lombok. Studi ini menggunakan metode korelasi untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel perubahan iklim, IOD, dan El Niño Modoki terhadap curah hujan bulanan di Pulau Lombok, sedangkan metode regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabelnya terhadap curah hujan bulanan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik. Berdasarkan koefisien korelasi yang bernilai signifikan antara variabel perubahan iklim dengan curah hujan bulanan di Pulau Lombok, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perubahan iklim dapat digunakan sebagai prediktor curah hujan di Pulau Lombok dengan angka korelasi angin timur (eastward wind, ua) dan suhu tanah (temperature of soil, tsl, pada kedalaman 0.643 – 1.728 m) sebesar 0.73 dan 0.74, sedangkan IOD dan El Niño Modoki tidak signifikan berpengaruh dengan angka korelasi sebesar -0.21 dan -0.13. Hasil ini juga didukung oleh model matematik terbaik yang didapatkan yaitu : tsl ua CH 79 . 27 29 . 13 8281     dengan nilai validasi model yang terdiri dari nilai RMSEP, R2 , dan NSE berturut- turut yaitu sebesar 51.20 mm, 75.70 %, dan 0.76. Hal ini berpengaruh pada analisis dampak perubahan iklim yang menghasilkan peningkatan kejadian curah hujan ekstrim di Pulau Lombok, dengan prediksi kejadian ekstrim basah sebesar 576.39% dan kejadian ekstrim kering sebesar 3.13% dalam kurun waktu selama 83 tahun periode tahun 2018-2100.