Pengaruh Dua Metode Pengeringan Pada Aktivitas Antibakteri Ashitaba (Angelica keiskei) Terhadap Streptococcus mutans (Effect of Two Different Drying Methods on Antibacterial Activity of Ashitaba Againts Streptococcus mutans)
Main Author: | Dyke Gita Wirasisya, Yohanes Juliantoni,Wahida Hajrin |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.unram.ac.id/10073/1/Jurnal%20dyke.pdf http://eprints.unram.ac.id/10073/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kadar fenolik total dan aktivitas antibakteri pada ashitaba (Angelica keiskei) setelah dikeringkan dengan menggunakan dua metode yang berbeda. Ashitaba dikeringkan menggunakan metode sinar matahari dan oven. Efektifitas pengeringan dievaluasi atas kadar fenolik total menggunakan metode spektrofotometri dengan reagen Folin-Ciocalteu dan aktivitas antibakterinya terhadap Streptococcus mutans menggunakan uji invitro makrodilusi. Ashitaba dengan pengeringan menggunakan oven mempunyai kadar total fenol yang lebih tinggi TPC (2,98 ± 0,0935 g EAG/100g) dibanding ashitaba dengan metode pengeringan panas matahari (1,72 ± 0,0142 g EAG/100g). Hasil serupa juga dapat dilihat pada aktivitas antibakteri, dimana ashitaba yang dikeringkan menggunakan oven mempunyai aktivitas antibakteri lebih besar dengan nilai KBM (kadar bunuh minimum) 0,5 mg/mL terhadap bakteri Streptococcus mutans. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan sinar matahari pada pengeringan ashitaba tidak disarankan untuk digunakan karena mempunyai kadar fenolik total dan aktivitas antibakteri yang lebih rendah dibanding ashitaba yang dikeringkan menggunakan oven