KLASIFIKASI TINGKAT KERENTANAN GERAKAN TANAH DAERAH SUMEDANG SELATAN MENGGUNAKAN METODE STORIE

Main Authors: Sugianti, Khori, Mulyadi, Dedi, Sarah, Dwi
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Indonesian Institute of Sciences , 2014
Subjects:
Online Access: http://www.jrisetgeotam.com/index.php/jrisgeotam/article/view/86
http://www.jrisetgeotam.com/index.php/jrisgeotam/article/view/86/pdf_2
Daftar Isi:
  • South Sumedang area often experiences landslides, which claimed many physical and economical losses. The detailed knowledge of landslide susceptibility based on its physical properties is required to aid the mitigation measures in this area. This study aims to classify the levels of susceptibility of landslides in South Sumedang using Storie method. Physical parameters such as landuse, slope, geology, and precipitation data were used as the input to calculate the Storie Index. The results show that the South Sumedang area has five landslide susceptibility levels: very low, low, medium, high and very high. Most previous landslide locations are within the medium to very high susceptibility zone such as in South Sumedang district, Rancakalong, Situraja and Darmaraja. The landslides took place at bare land with little vegetation, slightly steep to steep slopes and composing rocks of the young volcanic products with medium precipitation/moist.ABSTRAKDaerah Sumedang bagian selatan sering mengalami bencana gerakan tanah yang dapat menimbulkan berbagai kerugian fisik dan ekonomi. Pengetahuan mendetail mengenai tingkat kerentanan gerakan tanah diperlukan untuk mendukung upaya mitigasi gerakan tanah di daerah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi tingkat kerentanan gerakan tanah daerah Sumedang Selatan dengan mengggunakan metode Storie. Parameter karakteristik fisik wilayah berupa tataguna lahan, kelerengan, geologi dan curah hujan digunakan sebagai masukan perhitungan Indeks Storie. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah Sumedang Selatan memiliki lima tingkat kerentanan gerakan tanah, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Sebagian besar lokasi longsor berada pada daerah dengan tingkat kerentanan gerakan tanah sedang hingga sangat tinggi seperti di Kecamatan Sumedang Selatan, Rancakalong, Situraja, dan Darmaraja. Analisis hasil klasifikasi menunjukkan bahwa tingkat kerentanan dipengaruhin oleh tataguna lahan, kemiringan, jenis tanah penyusunan, dan curah hujan sebagai faktor pemicu. Gerakan tanah terjadi pada daerah dengan tataguna lahan bervegetasi sedikit, lereng agak curam hingga curam, dan pada litologi batuan penyusun berupa produk gunungapi muda dengan curah hujan sedang/lembab.