Persepsi guru terhadap kesulitan membaca permulaan pada siswa kelas I SDN di Wilayah Gugus 1 Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang / Novita Qurrotu A'yun

Main Author: A'yun, Novita Qurrotu
Other Authors: 1. Sjafruddin AR. ; 2. Achmad Badawi
Format: PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: Universitas Negeri Malang. Program Studi PGSD , 2014
Subjects:
Online Access: http://mulok.library.um.ac.id/oaipmh/../home.php?s_data=Skripsi&s_field=0&mod=b&cat=3&id=63669
Daftar Isi:
  • Persepsi Guru Terhadap Kesulitan Membaca Permulaan pada Siswa Kelas I SDN Di Wilayah Gugus 1 Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang. Skripsi, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. H. Sjafruddin A.R, S.Pd, M.Pd., (II) Drs. H. Achmad Badawi, S.Pd, M.Pd.Kata Kunci: persepsi guru, membaca permulaan, siswa kelas 1 SDKesulitan membaca permulaan adalah kesukaran-kesukaran yang dialami siswa sekolah dasar di kelas awal dalam proses belajar membaca serta membunyikan atau pengucapan lafal dan intonasi. Permasalahan yang terjadi di sekolah yaitu masih terdapat siswa di kelas I yang belum dapat membaca dan siswa di kelas II yang masih mengalami kesulitan membaca permulaan.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan beberapa hal yang mencakup: (1) persepsi guru terhadap kesulitan membaca permulaan; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi siswa terhadap kesulitan membaca permulaan; dan (3) upaya yang dilakukan untuk menindaklanjuti siswa yang masih mengalami kesulitan membaca permulaan.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket dan wawancara. Untuk menjaga keabsahan data, dilakukan peningkatan ketekunan, triangulasi, dan menggunakan bahan referensi. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh tiga kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, tentang persepsi guru terhadap kesulitan membaca permulaan yaitu: (1) orang tua kurang mendukung belajar anak ketika di rumah; (2) terdapat siswa yang tidak menempuh pendidikan TK; (3) terdapat siswa berkebutuhan khusus yang sekolah di SDN; (4) siswa belum hafal abjad; (5) siswa sulit membedakan berbentuk mirip seperti b-d, p-g, g-q, dan p-q, atau huruf yang terbalik seperti m-w; (6) siswa sulit melafalkan huruf yang berbunyi mirip seperti t-d, b-g, dan c-j; (7) siswa sulit melafalkan huruf yang sulit dilafalkan seperti q-r-x; dan (8) siswa mudah lupa apabila diajarkan membaca suku kata. Kedua, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siswa terhadap kesulitan membaca permulaan yaitu: (1) faktor fisiologis; (2) faktor intelegensi; (3) faktor lingkungan; (4) faktor psikologis; dan (5) faktor keluarga. Ketiga, tentang upaya yang dilakukan untuk menindaklanjuti siswa yang masih mengalami kesulitan membaca permulaan yaitu (1) memanfaatkan waktu luang di sekolah untuk mengajari siswa berkesulitan membaca secara intensif; (2) berbicara kepada orang tua siswa berkesulitan membaca untuk mengajari dan membimbing anak di rumah; (3) memberi nasihat dan motivasi kepada siswa berkesulitan membaca; dan (4) mengajak siswa berkesulitan membaca untuk bermain game/ kuis yang berhubungan dengan materi membaca permulaan ketika jam pelajaran akan berakhir.