Program Pengembangan Ekonomi Kawasan (PPEK): study kasus di Desa Kedung Banteng, Oro-oro Ombo Kulon dan Desa Oro-oro Ombo Wetan Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan / Masnuri Ngimatudin
Main Author: | Ngimatudin, Masnuri |
---|---|
Other Authors: | 1. H. Sucipto ; 2. Suripan |
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Negeri Malang. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://mulok.library.um.ac.id/oaipmh/../home.php?s_data=Skripsi&s_field=0&mod=b&cat=3&id=53728 |
Daftar Isi:
- Kata-kata kunci : PPEK, ekonomi produktif, BKAD PPEK adalah Program Pemerintah Jawa Timur dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang menekankan pada upaya pendayagunaan sumber daya ekonomi yang berfokus pada keterkaitan dan ketergantungan antara pelaku dalam jaringan kerja produksi sampai dengan jasa pelayanan dan upaya-upaya inovasi pengembangannya dalam bentuk: upaya penggalian sumber daya potensial, pengembangan industri, perdagangan, jasa serta investasi lainnya yang bisa mendorong tumbuhnya kegiatan ekonomi produktif yang berdampak pada perluasan dan penciptaan lapangan kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat miskin. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan rancangan penelitian ini adalah studi kasus. Metode penggalian data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Dengan menggunakan metode tersebut diharapkan dapat diperoleh data secara lebih komprehensif dan mendalam. Tehnik analisa yang digunakan adalah: (1) reduksi data, (2) display data, (3) pengambilan kesimpulan dan verivikasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitina ini, pertama: wujud dari partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan hasil/manfaat yang didapat dari PPEK adalah: (1) pembuatan plengsengan dan gorong-gorong. (2) Menjadi peserta pelatihan dan magang bordir, pertanian sedap malam dan mangga. (3) transfer pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat yang memiliki usaha sejenis (4) menjadi nasabah kemitraan dan simpan pinjam. Kendala/masalah partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan hasil PPEK. (1) Tingginya kebutuhan pendanaan untuk pembangunan. (2) labilnya tanah yang menyebabkan rusaknya infrastruktur bangunan fisik. (3) Macetnya dana pinjaman di masyarakat yang di sebabkan oleh: bangkrutnya usaha nasabah, gagal panen karena serangan hama dan perubahan musim, wafatnya nasabah dan adanya anggapan bahwa semua dana dari pemerintah merupakan dana hibah sehingga tidak perlu mengembalikan. (4) Tidak adanya agunan untuk realisasi dana usaha simpan pinjam kepada nasabah sehingga mengakibatkan sebagian besar dana mengalami kemacetan. (5) Para nasabah kemitraan tidak memiliki alternatif pasar untuk menjual produk yang telah mereka hasilkan karena terlilit hutang ke tengkulak. (6) Produk spesifik kawasan tidak memiliki label identitas sehingga semakin menyulitkan mitra untukm menjual ke pasar. (7) Belum terbentuknya jaringan komunikasi antar BKAD yang sudah ada. (8) Adanya kesenjangan kualitas sumber daya manusia dengan perkembangan tehnologi dan informasi terkini terutama yang berkaitan dengan penguasaan teknologi pembibitan, budidaya, serta panen dan penanganan pasca panen.