Pemanfaatan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) ketela pohon untuk meningkatkan produksi kedelai (Glysine max (L) Merril) dan penerapannya dalam pendidikan masyarakat di Kabupaten Malang / Jovialine Albertine Rungkat
Main Author: | Rungkat, Jovialine Albertine |
---|---|
Other Authors: | 1. A.D. COREBIMA ; 2. ARIFFIN ; 3. HEDI SUTOMO |
Format: | PeerReviewed |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Universitas Negeri Malang. Program Studi Pendidikan Biologi
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://mulok.library.um.ac.id/oaipmh/../home.php?s_data=Skripsi&s_field=0&mod=b&cat=3&id=52921 |
Daftar Isi:
- Disertasi, Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Pembimbing: (I) Prof. Dr. A. D. Corebima, M.Pd., (II) Prof. Dr. Ariffin, M.S., (III) Dr. Hedi Sutomo, S.U.Kata kunci: MVA Ketela Pohon, Kedelai, Produksi, Pendidikan MasyarakatRendahnya produksi kedelai di kabupaten Malang disebabkan oleh kurang luasnya area penananam kedelai. Hal ini disebabkan oleh kurangnya minat petani menanam kedelai karena biaya produksi yang besar. Petani biasanya menanam kedelai menggunakan pupuk untuk meningkatkan produktivitas karena tanah kurang subur. Untuk itu perlu teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas kedelai dengan mengurangi biaya produksi. Pemanfaatan jamur MVA merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah. Peranan MVA diantaranya adalah membantu penyerapan unsur hara makro dan mikro, membantu penyerapan air serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap gangguan patogen akar. Pada tanaman legum, keberadaan mikoriza bersifat sinergis dengan mikroba potensial lain seperti bakteri penambat N dan bakteri pelarut fosfat. MVA dapat diperoleh dari rhizosfir berbagai tanaman diantaranya ketela pohon. MVA juga mempunyai kecocokan dengan inang yang berbeda. sehingga diharapkan MVA Ketela Pohon dapat meningkatkan produksi kedelai. Pengetahuan masyarakat tentang MVA dan peranannya sangat kurang. Dengan menerapkan hasil penelitian ini, lewat pendidikan masyarakat dengan metode penyuluhan dan demoplot diharapkan pengetahuan masyarakat akan bertambah, sikap masyarakat berubah dan masalah rendahnya produksi kedelai dapat teratasi.Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menemukan keragaman MVA yang terdapat pada rhizosfir tanaman ketela pohon jenis Maniok dan Cere Udang yang tumbuh pada jenis tanah mediteran dan latosol pada umur 1, 5 dan 10 bulan, (2) menemukan adanya kemampuan MVA Ketela Pohon dalam meningkatkan produksi tanaman kedelai, (3) menemukan adanya kemampuan MVA Ketela Pohon dalam meningkatan intensitas infeksi MVA pada akar tanaman kedelai, kandungan N dan P, serta kandungan N total, P total, dan P tersedia di tanah, (4) mendapatkan jenis dan dosis MVA Ketela Pohon yang terbaik dalam meningkatkan produksi tanaman kedelai, (5) memberikan pengetahuan kepada Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) serta Petani kedelai dan ketela pohon di Kabupaten Malang tentang peranan MVA Ketela Pohon dalam meningkatkan produksi kedelai, dan (6) merubah sikap PPL serta Petani kedelai dan ketela pohon di Kabupaten Malang setelah mengikuti demoplot dan penyuluhan tentang sistem pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan MVA Ketela Pohon sebagai pupuk biologis yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan produksi kedelai.Penelitian dilakukan dalam 3 tahap: 1) Identifikasi MVA Ketela Pohon. 2) Uuji peranan MVA Ketela Pohon. 3) Pendidikan masyarakat. Penelitian tahap pertama merupakan penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data identifikasi MVA di rhizosfir tanaman ketela pohon. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif Penelitian kedua merupakan penelitian eksperimen. Data yang dikumpulkan terdiri atas: (1) unsur tanaman yang meliputi hasil tanaman (bobot kering biji/tanaman, bobot kering biji/100 biji, dan jumlah polong isi/tanaman), intensitas infeksi MVA pada akar tanaman kedelai, serta kandungan N dan P jaringan, (2) unsur tanah yang meliputi: kandungan N total, P total, dan P tersedia di tanah bekas ditanami kedelai. Setiap variabel yang diamati dianalisis dengan sidik ragam univariat pada taraf 5%. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing, dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan. Penelitian ketiga merupakan penelitian tindakan. Data yang dikumpulkan berupa jawaban soal dan kuisioner sebagai tes pengetahuan dan sikap masyarakat. Data dianalisis dengan menggunakan persentase, statistik deskriptif dan uji t.Berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi terhadap contoh tanah rhizosfir tanaman ketela pohon jenis Maniok dan Cece Udang umur 1, 5 dan 10 bulan yang tumbuh pada jenis tanah mediteran dan latosol, ditemukan 10 jenis MVA, yaitu: (1) Gigaspora gigantea, (2) Glomus claroideum, (3) Glomus etunicatum, (4) Glomus fistulosum, (5) Glomus fasciculatum, (6) Glomus coronatum, (7) Glomus mosseae, (8) Acaulospora rogusa, (9) Acaulospora morrowiae, dan (10) Acaulospora koskey. Dari sepuluh jenis spora yang ditemukan, jenis spora yang memiliki jumlah spora terbanyak adalah Gigaspora gigantea, Glomus cloroideum dan Glomus etunicatum. Pemberian MVA Ketela Pohon pada tanaman kedelai dapat meningkatkan hasil kedelai [bobot kering biji/tanaman (32,5% sampai 40,47%), bobot kering biji/100 biji (3,16% sampai 3,54%), jumlah polong isi/tanaman (32,34% sampai 44,43%)], intensitas infeksi MVA pada akar tanaman kedelai sebesar 46,67% sampai 57,77%, penyerapan N dan P yang terlihat dari kandungan N jaringan sebesar 58,65% dan kandungan P jaringan sebesar 53,49%, serta kandungan N total sebesar 10,31% sampai 12,37%, P total sebesar 28,67 sampai 33,02%, dan P tersedia di tanah sebesar 32,78% sampai 35,42% dibanding tanpa MVA Ketela Pohon. Pemberian MVA Ketela Pohon jenis Glomus cloroideum dan Gigaspora gigantea, dosis 10-15 g/10 g tanah, Glomus etunicatum, Glomus cloroideum dan Gigaspora gigantea, dosis 5-10 g/10 g tanah, serta Glomus etunicatum, dosis 5 dan 15 g/10 g tanah sangat baik dalam meningkatkan kandungan P tersedia tanah.. Pemberian MVA Ketela satu jenis (Glomus etunicatum), maupun campuran (Glomus claroideum, dan Gigaspora gigantea serta Glomus etunicatum, Glomus claroideum, dan Gigaspora gigantea), dosis 5 g/10 g tanah sudah dapat meningkatkan produksi tanaman kedelai.Dengan metode penyuluhan dan demoplot tentang manfaat MVA Ketela Pohon dalam meningkatkan produksi tanaman, pengetahuan masyarakat meningkat serta sikap masyarakat juga berubah dan ada keinginan masyarakat untuk menanam kedelai dengan memanfaatkan MVA Ketela Pohon sesuai hasil penelitian tersebut.