Simbol etnosemiotik tradisi semana santa pada masyarakat lamaholot di larantuka, flores timur, nusa tenggara timur / Imelda Oliva Wissang

Main Author: Wissang, Imelda Oliva Wissang
Other Authors: 1. Prof. Dr. Dawud, M.pd; Prof. Dr. Sumadi, M.pd; Dr. Hj. Yuni Pratiwi, M.pd
Format: PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: Universitas Negeri Malang. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia , 2022
Online Access: http://mulok.library.um.ac.id/oaipmh/../home.php?s_data=Skripsi&s_field=0&mod=b&cat=3&id=114090
Daftar Isi:
  • nbsp nbsp Secara umum penelitian ini bertujuan menjelaskan simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa pada masyarakat Lamaholot di Larantuka Flores Timur Nusa Tenggara Timur. Secara khusus penelitian ini bertujuan menjelaskan nbsp (1) simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa yang mencerminkan pola keyakinan masyarakat Lamaholot (2) simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa yang mencerminkan pola pikir masyarakat Lamaholot dan (3) simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa yang mencerminkan pola sikap masyarakat Lamaholot. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi partisipatoris dan autoetnografi. Data penelitian berupa data verbal yakni kata frase kalimat ungkapan dan data nonverbal berupa gambar yang mengandung simbol etnosemiotik. Data diambil dari pengamatan pengalaman dan refleksi penulis nara sumber dan gambar. Sumber data penelitian yang ditentukan adalah tradisi Semana Santa di Larantuka. Pengumpulan data dilakukan melalui catatan etnografis wawancara pengamatan dengan menggunakan panduan observasi panduan wawancara dan catatan etnografis. Penganalisisan data dilakukan dengan pereduksian pemaparan pemverifikasian dan penyimpulan. Sementara itu pengecekan keabsahan temuan dilakukan melalui triangulasi (1) terhadap semua perangkat penelitian (2) mendiskusikan hasil penelitian dengan pakar para promotor dan teman sejawat dan (3) memadukan hasil observasi dan wawancara. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Hasil penelitian nbsp membuktikan bahwa simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa dapat diklasifikasikan atas simbol etnosemiotik verbal dan nonverbal yang mencerminkan pola keyakinan pola pikir dan pola sikap. Simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa yang mencerminkan pola keyakinan masyarakat Lamaholot terdiri atas pola keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan pola keyakinan terhadap Mitos. Pola pikir masyarakat Lamaholot nbsp terdiri atas pola pikir terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa pola pikir terhadap diri sendiri pola pikir terhadap orang lain pola pikir terhadap hakikat hidup pola pikir terhadap waktu dan nbsp pola pikir terhadap alam semesta. Pola sikap masyarakat Lamaholot terdiri atas pola sikap berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa pola sikap berhubungan dengan sesama pola sikap berhubungan dengan diri sendiri dan pola sikap berhubungan dengan alam semesta. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa yang mencerminkan pola keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa diwujudkan melalui pola keyakinan terhadap keberadaan Tuhan nbsp kekuasaan Tuhan dan keesaan Tuhan. Pola keyakinan terhadap mitos diwujudkan melalui nbsp keyakinan terhadap mitos waktu mitos tempat mitos benda dan mitos orang atau yang menggantikan. Pola keyakinan terhadap keberadaan Tuhan pengakuan akan keberadaan Tuhan kekuasaan Tuhan dan keesaan Tuhan yang menguasai kehidupan dan pola keyakinan terhadap mitos mitos waktu sebagai yang suci sakral mitos tempat yang memiliki kekeramatan kesakralan kekuatan mitos benda yang memiliki kekeramatan kesakralan kekuatan dan nbsp mitos orang atau yang menggantikan yang memiliki kesaktian patut dicontoh orang suci yang menjaga melindungi. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa yang mencerminkan pola pikir masyarakat Lamaholot diwujudkan nbsp melalui pola pikir terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa pola pikir terhadap diri sendiri pola pikir terhadap orang lain dan pola pikir terhadap hakikat hidup pola pikir terhadap waktu dan nbsp pola pikir terhadap alam semesta. Pola pikir terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa Tuhan sebagai asal dan tujuan hidup pola pikir terhadap diri sendiri selalu mawas diri menjaga diri tahu diri kenal diri yang berakar pada kejujuran pola pikir terhadap orang lain mendahulukan mendoakan orang lain mengharapkan orang lain nbsp mendapat kebahagiaan kedamaian kelimpahan serta keselamatan dalam hidupnya pola pikir terhadap hakikat hidup hidup merupakan proses perjuangan yang harus diisi sehingga berguna bagi diri orang lain dan bagi Tuhan pola pikir terhadap waktu sebagai yang penting merupakan proses perjalanan hidup yang konkret dan orientasi kepada generasi penerus masa yang akan datang dan nbsp pola pikir terhadap alam semesta alam semesta sebagai sumber kehidupan pedoman dalam aktivitas alam mengajarkan keselarasan dan keseimbangan hidup mental spiritual dan fisik. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa yang mencerminkan pola sikap masyarakat Lamaholot diwujudkan melalui nbsp pola sikap berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa sesama diri sendiri dan alam semesta. Pola sikap berhubungan dengan Tuhan sebagai asal dan tujuan hidup manusia Lamaholot pola sikap berhubungan dengan sesama menyadari akan kemampuan yang terdapat pada dirinya dan kemampuan yang terdapat nbsp ada orang lain pola sikap berhubungan dengan diri sendiri menyangkut hubungan manusia Lamaholot dengan kehidupan dan penghidupannya dan nbsp nbsp pola sikap berhubungan dengan alam semesta sebagai wujud keselarasan menghormati alam. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa simbol etnosemiotik tradisi Semana Santa bagi masyarakat Lamaholot diwujudkan melalui pola keyakinan pola pikir dan pola sikap. Masyarakat Lamaholot mengungkapkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa dengan mengakui dan menghormati keberadaan Tuhan kekuasaan nbsp keesaan Tuhan. Selain itu masyarakat Lamaholot meyakini mitos sebagai yang keramat sakral suci memiliki kekuatan yang diwujudkan dalam mitos waktu tempat benda dan orang atau yang menggantikan. Masyarakat Lamaholot memiliki pola pikir yang diwujudkan melalui pola pikir terhadap Tuhan diri sendiri orang lain hakikat hidup waktu dan alam semesta. Selain itu masyarakat Lamaholot memiliki pola sikap yang diwujudkan melalui sikap berhubungan dengan Tuhan yang Maha Kuasa sesama diri sendiri dan alam semesta. nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp nbsp