Penerapan Kearifan Lokal Masyarakat Bali yang dapat Mengurangi Stigma terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa

Main Authors: Pramana, Ida Bagus Gde Agung Yoga, Herdiyanto, Yohanes Kartika
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana , 2018
Online Access: https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/43245
https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/43245/26271
Daftar Isi:
  • Hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi kasus gangguan jiwa dengan tipe skizofrenia di Indonesia sebesar 1,7 per seribu jumlah penduduk dan untuk prevalensi kasus gangguan jiwa tipe skizofrenia di Bali adalah sebesar 2,3 per seribu jumlah penduduk. Sebagian masyarakat Indonesia memandang gangguan jiwa dengan sudut pandang negatif atau yang biasa disebut dengan stigma. Stigma adalah bentuk prasangka yang mendeskreditkan atau menolak seseorang maupun kelompok karena individu atau kelompok yang ditolak tersebut dianggap berbeda dengan diri kita atau kebanyakan orang. Bali yang dikenal sebagai pulau yang sarat akan budaya dan memiliki kearifan lokal yang mengikat masyarakatnya. Kearifan lokal atau yang dikenal dengan istilah kearifan tradisional merupakan semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman, dan wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntut perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Berbagai nilai atau kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Bali seharusnya mampu menekan stigma yang diterima oleh ODGJ di Bali karena nilai atau kearifan lokal tersebut secara langsung mengajarkan individu untuk berperilaku saling menghargai, peduli, dan menjaga keharmonisan satu sama lain, namun pada kenyataannya ODGJ di Bali masih mendapatkan stigma negatif dari lingkungan sekitar. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini difokuskan untuk membahas penerapan kearifan lokal masyarakat Bali yang dapat menurunkan stigma terhadap ODGJ. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi pada total tujuh responden masyarakat Bali dengan dua kategori yaitu masyarakat umum berjumlah empat responden dan tokoh agama berjumlah tiga responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat empat konsep kearifan lokal masyarakat Bali yang dapat menurunkan stigma terhadap ODGJ yaitu tat twam asi, karma phala, tri kaya parisudha dan tri pramana. Temuan lainnya menunjukkan bahwa selain dapat menurunkan stigma, konsep karma phala ternyata dapat mendorong terbentuknya stigma masyarakat Bali terhadap ODGJ.   Kata kunci: Kearifan lokal, stigma, ODGJ, masyarakat Bali.
  • The result of the research of basic health in 2013 showed that the prevalence of mental disorders cases of schizophrenia in Indonesia was as much as 1.7 out of 1000 people and for the prevalence of these cases in Bali was as much as 2.3 out of 1000 people. Most of Indonesian people view mental disorders from the negative perspective which is usually called stigma. Stigma is a form of prejudice which discredits or denies a certain person or group who are considered different from most people. Bali is known for its strong culture and local wisdom that binds its people. Local wisdom, of which most people know as traditional wisdom, is all form of knowledge, beliefs, comprehension, and insights as well as custom habits or ethics which dictate the behavior of the people in their ecological community life. Various values or local wisdom held by the Balinese people should have been able to repress the stigma against the people with mental disorders in Bali because such values or local wisdom directly dictates individuals to have respectful, caring and harmonious behavior to one another, but in reality the people with mental disorders in Bali are still receiving negative stigma from their surroundings. Based on such matter, this research was focused on discussing the implementation of local wisdom of Balinese people which can reduce the stigma against the people with mental disorders. This research used qualitative method with phenomenology approach. The data collection was conducted by utilizing interview and observational techniques on seven respondents of Balinese people with two categories namely general people, with the number of four respondents and religious figures, with the number of three respondents. The result of the research showed that there were four concepts of local wisdom of Balinese people that can reduce stigma against people with mental disorders namely tat twam asi, karma phala, tri kaya parisudha and tri pramana. Other result of the research showed that aside from reducing stigma, the concept of karma phala is actually able to promote the establishment of people’s stigma against people with mental disorders.   Key words: local wisdom, stigma, people with mental disorders, Balinese people