GAMBARAN KESEJAHTERAAN SUBJEKIF PADA WANITA YANG MENGALAMI INVOLUNTARY CHILDLESSNESS

Main Authors: Sari, Ni Luh Krishna Ratna, Widiasavitri, Putu Nugrahaeni
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana , 2018
Online Access: https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/37134
https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/37134/22497
Daftar Isi:
  • Salah satu tujuan penting dari menikah adalah untuk mendapatkan keturunan. Hasil penelitian Blackmore, Lawton, dan Vartanian (2005) menunjukkan wanita memiliki keinginan yang besar untuk segera memenuhi tuntutan tradisionalnya untuk menjadi seorang istri dan seorang ibu. Tidak semua wanita dapat memenuhi keinginan untuk dapat memiliki anak setelah menikah. Ada yang ingin memiliki anak namun mengalami kerusakan fisik yang menyebabkan peluang untuk hamil menjadi berkurang seperti infertilitas, hal ini disebut dengan involuntary childlessness. Mengalami involuntary childlessness membuat wanita merasakan berbagai penderitaan psikologis sehingga akan memengaruhi kesejahteraan subjektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dan melibatkan tiga orang responden yang mengalami involuntary childlessness. Metode pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi yang dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan menggunakan theoretical coding (open coding, axial coding, dan selective coding). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan subjektif pada wanita yang mengalami involuntary childlessness pada awalnya mengalami banyak afek negatif, namun melalui proses penyempitan atensi dengan afek negatif yang proporsinal dan dengan melakukan emotion-focused coping responden mampu membangun afek positif seperti merasa bersyukur dan rasa senang. Mengalami involuntary childlessness tidak lantas membuat wanita menjadi tidak puas dengan hidupnya, kepuasan diperoleh dari pekerjaan yang dimiliki dan kualitas hubungan pernikahan yang baik. Faktor-faktor yang memengaruhi kesejahteraan subjektif pada wanita yang mengalami involuntary childlessness adalah kepribadian, kualitas hubungan pernikahan, dukungan sosial, dan lingkungan sosial-budaya.   Kata kunci: involuntary childlessness, kesejahteraan subjektif
  •   One of many aim in marriage is to produce the next generation. The research result of Blackmore, Lawton, and Vartanian (2015) showed woman tend to fulfill traditional drive to become a wife and mother. Not every woman could fulfill their wish to give birth after marriage. Some wish to have child but physical impairment or damage cause chance to pregnant decreased such as infertility, which is known as involuntary childlessness. Experiencing involuntary childlessness cause several psychological distress which effect subjective well-being. This research use qualitative method with phenomenological approach, and participated by three respondents which is experiencing involuntary childlessness. Method used in data gathering are observation and interview that analyzed with data reduction, data presentation, and conclusion process used theoretical coding (open coding, axial coding, and selective coding). The result shows subjective well-being in women who experiencing involuntary childlessness experience a lot of negative affect in the beginning, but by attention narrowing process and emotion-focused coping respondents capable to build positive affect such as feel grateful and happiness. Experiencing involuntary childlessness doesn’t made woman feel unsatisfied with her live, but the satisfaction itself come from occupation and high quality marital relationship. Factors which influence subjective well-being of woman who experience involuntary childlessness are personality, marital relationship quality, social support, and socio-culture environment.   keywords: involuntary childlessness, subjective well-being