Marketable dan Merketed Surplus Beras di Kabupaten Banyumas

Main Authors: Satriani, Ratna, Rosyad, Anisur, Widyarini, Indah
Format: Article info application/pdf Journal
Bahasa: eng
Terbitan: Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University , 2021
Subjects:
Online Access: https://jepa.ub.ac.id/index.php/jepa/article/view/669
https://jepa.ub.ac.id/index.php/jepa/article/view/669/353
https://jepa.ub.ac.id/index.php/jepa/article/downloadSuppFile/669/230
Daftar Isi:
  • Upaya peningkatan produksi beras harus terintegrasi dari sub sistem hulu, sub sistem usahatani, sub sistem hilir dan sub sistem penunjang. Pembangunan sub sistem hulu sangat penting dan tidak dapat diabaikan. Kepemilikan lahan oleh petani sangat kecil dengan luas lahan kurang dari 0,5 hektar, sebagian besar petani sebenarnya hanya buruh tani tanpa lahan yang menggantungkan hidupnya bekerja sebagai buruh pertanian. Petani padi di Kabupaten Banyumas belum dapat didefinisikan secara tegas sebagai produsen apabila melihat dari sisi konsumsi petani tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan usahatani padi, mengetahui besarnya marketable surplus dan marketed surplus beras dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi marketed surplus beras di Kabupaten Banyumas. Analisa data menggunakan analisa marketable dan marketed surplus beras, analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata luas lahan yang dimiliki 0,21 ha, dengan produktivitas 4.823,69kg/Ha (GKP), 4.149,34kg/Ha (GKG), 2.603,30kg/Ha (Beras). Nilai marketable surplus beras sebesar 22.624,20 kg/MT atau 85,67 persen dari jumlah produk dan nilai marketed surplus beras sebesar 13.422,83 kg/MT atau 59,33 persen dari nilai marketable surplus. Alokasi produk lebih banyak digunakan untuk membayar tenaga kerja panen dan konsumsi pangan keluarga. Hasil analisis regresi linear berganda dengan model yang didapat Y = -146,89+0,87X1-1,94X2+4,94X3+1X4-83,80X5-0,009X6+2,95X7-7,23X8-1,6X9+34,3X10-0,007X11+e. Marketed surplus beras di Kabupaten Banyumas dipengaruhi oleh variabel jumlah produk dan biaya usahatani dalam natura.