Evaluasi Performa Karkas Kelinci Lokal dan New Zealand White Jantan pada Berat Potong yang Berbeda

Main Authors: Wahyono, T., Sadarman, Sadarman, Handayani, T., Trinugraha, A. C., Priyoatmojo, D.
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau , 2021
Subjects:
Online Access: http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/peternakan/article/view/11523
http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/peternakan/article/view/11523/6182
Daftar Isi:
  • ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa karkas kelinci jantan yang dipotong pada bangsa dan kategori berat potong yang berbeda. Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial digunakan, dimana bangsa kelinci (lokal dan New Zealand White) dan kategori berat potong (< 2 kg dan > 2 kg) sebagai faktor-faktornya. Jumlah ulangan pada setiap pengelompokan adalah 15 ekor sehingga total 60 ekor kelinci digunakan. Peubah yang diamati adalah berat karkas, berat daging, berat tulang, persentase karkas, persentase daging, persentase tulang dan meat bone ratio (MBR). Dalam penelitian ini juga dilakukan pengamatan korelasi antara berat potong dan berat karkas dengan berat karkas, berat daging, berat tulang, persentase karkas, persentase daging, persentase tulang dan MBR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan bangsa dan berat potong memberikan perbedaan signifikan terhadap berat karkas, daging, dan tulang (P<0,05). Berat potong berkorelasi positif dengan berat karkas (r=0,955; P<0,01). Perbedaan bangsa dan berat potong tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase karkas dimana karkas kelinci lokal pada kisaran 53,04%, sedangkan New Zealand White 51,66%. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara MBR di kedua kelompok dengan kategori berat > 2 kg. Kelinci New Zealand White berat < 2kg menghasilkan MBR yang terendah yaitu sebesar 2,17 (P<0,05). Terdapat interaksi yang sangat nyata (P<0,01) antara faktor perbedaan bangsa dengan berat potong terhadap berat karkas, persentase karkas dan berat daging. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kelinci lokal dengan berat potong < 2 kg dan > 2 kg menghasilkan persentase karkas dan MBR yang berbeda tidak nyata (P>0,05). Kelinci New Zealand White sebaiknya dipotong pada berat > 2 kg karena pada berat potong < 2 kg menghasilkan rasio MBR yang rendah. Terdapat interaksi antara berat potong dan perbedaan bangsa terhadap performa karkas kelinci jantan.Carcass Performance Evaluation of Local and New Zealand White Bucks from Different Slaughter WeightABSTRACT. This study investigated the performance of Local and New Zealand White buck carcass at different weights. A factorial completely randomized design was applied, with rabbit breeds (local and New Zealand White) and weight category (<2 kg and >2 kg) as factors. 60 bucks were used divided into 15 bucks per group. Carcass weight, meat weight, bone weight, carcass percentage, meat percentage, bone percentage, meat bone ratio (MBR) were observed. Correlation between slaughter and carcass weight with carcass weight, meat weight, bone weight carcass percentage, meat percentage, bone percentage and MBR also observed in this study. Results showed that the differences in breeds and slaughtering weight gave significant differences in carcass, meat, and bone weight (P<0.05). Slaughtering weight was positively correlated with carcass weight (R2=0.955; P<0.01). Breed and slaughtering weight category differences did not significantly affect carcass percentage, where local rabbit carcass was 53.04%, while New Zealand White was 51.66%. There was no significant difference between MBR in the two groups with weight >2 kg. New Zealand White rabbits in <2 kg weight categories produced the lowest MBR by 2.17 (P<0.05). Significant interaction (P<0.01) between different breed and weight categories was reported on carcass weight, carcass percentage, and meat weight. In conclusion, there are no differences in carcass percentage and MBR ratio between two rabbit breeds with <2 kg weight categories. New Zealand White rabbits should be slaughtered at >2 kg weight categories due to the lower MBR ratio on <2 kg weight categories. The current study reported that there was an interaction between different breed and weight categories on carcass performance.