Estetika Tabuh Lelambatan Gaya Tegaltamu (perspektif Hindu)

Main Author: I Nyoman, Kariasa
Format: Article PeerReviewed application/pdf
Terbitan: ISI Denpasar , 2011
Subjects:
Online Access: http://repo.isi-dps.ac.id/907/1/Estetika_Tabuh_Lelambatan_Gaya_Tegaltamu.pdf
http://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/artikel/article/view/739
http://repo.isi-dps.ac.id/907/
Daftar Isi:
  • Tabuh lelambatan sebagai sebuah komposisi musik tradisional Bali, memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali. Terkadang dengan tabuh lelambatan mampu memberikan identitas grup gamelan atau masyarakat desa tertentu. Merujuk pendapat berbagai pakar, (Schapiro; Piliang, 2003; Sukerta, 2005) Gaya musik adalah cerminan identitas sebuah bentuk musik yang di dalamnya terdapat unsur-unsur fisik, teknik, kaidah-kaidah estetik, ekspresi yang memiliki karakter tertentu. Terdapat berbagai tingkatan gaya dalam karya seni ada diantaranya gaya individual (gaya seorang seniman), gaya regional (representatif dari satu daerah tertentu pada periode tertentu), gaya nasional dan gaya internasional (Piliang, 2003:177). Adanya tingkatan gaya tersebut terkait dengan pembahasan topik ini tentang gaya regional, yaitu bentuk style atau gaya musik yang muncul dan berkembang pada suatu wilayah. Di Bali terdapat berbagai macam gaya karawitan dimana masing-masing memiliki karakteristik serta identitas yang sangat kuat. Keberadaan gaya-gaya regional tersebut sangat eksis di masyarakat dimana di kalangan seniman khususnya dapat mengenali dengan mudah sebuah gaya musik dengan memperhatikan idiom-idiom dari masing-masing gaya tersebut. Aspek fisik dari sebuah instrumen, bentuk musik, pengolahan musikalitas serta ekspresi penyajiannya akan menjadi idiom yang mudah dikenal.