PROSIDING Tari Penyambutan Dalam Industri Budaya: Sebuah Representasi Identitas
Main Author: | I Gusti Ngurah, Seramasara |
---|---|
Other Authors: | I Nyoman, Sedana |
Format: | BookSection PeerReviewed application/pdf |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Fakultas Seni pertunjukan ISI Denpasar
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repo.isi-dps.ac.id/3749/1/SENI.pdf http://repo.isi-dps.ac.id/3749/ |
Daftar Isi:
- Perkebangan periwisata telah mengantarkan Bali memasuki era ekonomi modern dengan mengekemas budaya tradisional menjadi industri pariwisata, sehingga Bali saat ini lebih dikenal sebagai pusat industri pariwisata yang berbasi budaya tradisional. Istilah industri pariwisata mulai dikenal sejak dikeluarkanya Instruksi Presiden. RI. No 9 tahun 1969. Berdasarkan Inpres No 9 tahun 1969 itu, pengembangan pariwisata Bali diarahkan pada pengembangan Industri Pariwisata. Untuk mengembangkan Industri Pariwisata, maka Industri budaya menjadi acuan pokok. Kebijakan itu sangat mengkhawatirkan bagi eksistensi budaya Bali yang bisa mengarah pada prinsip-prinsip komersialisme, sehingga budaya Bali akan punah. Sebagai bagian dari Republik Indonesia, Bali tidak mungkin menentang kebijakan pemerintah yang berorientasi pada pengembangan industri pariwisata, tetapi oleh pemerintah daerah Bali, diterapkan dengan konsep pariwisata budaya. Penerapan konsep pariwisata budaya bertujuan supaya identitas budaya Bali tetap dapat dipertahankan. Terkait dengan pengembangan pariwisata muncul wacana yang sangat menggelitik, pariwisata untuk Bali atau Bali untuk pariwisata. Wacana itu mengingatkan kepada orang Bali, tentang bahaya globalisasi yang diantarkan oleh pariwisata akan berdampak pada punahnya budaya Bali. Seni pertunjukan sebagai salah satu budaya tradisional pada dasarnya merupakan representasi identitas yang perlu dipertahankan, ternyata telah menjadi ajang komersial untuk diperjual belikan pada wisatawan. Tari penyambutan mempresentasikan karakteristik orang Bali yang penuh dengan rasa hormat pada orang lain atau tamu, sopan, ramah dan indah telah berkembang menjadi kemasan industri pariwisata agar orang asing tertarik ke Bali menginvestasikan uangnya. Klasifikasi seni pertunjukan menjadi seni wali, bebali, dan balih-balihan merupakan rekauasa budaya yang dapat diidentifikasi berdasarkan pemikiran. Sebagai rekayasa budaya klasifikasi seni pertunjukan itu dikerjakan oleh aktor intelektual,. untuk mempertahankan tatanan sosial agar tidak terjadi penyimpangan. Intelektual sebagai aktor yang mewujudkan klasifikasi seni menjadi seni wali, bebali, dan balih-balihan, telah diterima sebagai kesepakatan ยท sosial oleh masyarakat Bali. Kesepakatan sosial itu, tanpa disadari telah mengandung perencanaan untuk memperjual belikan kesenian Bali. kata kunci : tari penyambutan, industri pariwisata, tradisi