PROTOTIPE GAMELAN SISTEM SEPULUH NADA DALAM SATU GEMBYANG

Main Authors: Hendra, Santosa, Saptono, S.Sen, I Ketut, Sudhana
Format: Monograph NonPeerReviewed application/pdf
Bahasa: eng
Terbitan: ISI Denpasar , 2015
Subjects:
Online Access: http://repo.isi-dps.ac.id/3653/1/Scan%20Ketut%20Sudhana%20Laporan%20Prototipe%20Gamelan%20Sistem%20Sepuluh%20Nada.pdf
http://repo.isi-dps.ac.id/3653/
Daftar Isi:
  • Nada-nada pada gamelan Bali pada umumnya digolongkan pada nada pelog dan selendro. Nada pelog seperti yang kita ketahui bersama, dalam satu gembyangnya ada yang mempunyai empat nada, lima nada, dan tujuh nada. Gamelan-gamelan tersebut misalnya saja gamelan Angklung berlaras Selendro empat nada, gamelan Gender Wayang berlaras selendro lima nada, Gamelan Gong Kebyar, Gong Gede berlaras pelog lima nada, gamelan Smar Pagulingan berlaras pelog lima nada, gamelan Jegog berlaras pelog empat nada dan lain sebagainya. Sampai saat ini belum ada gamelan yang berlaras/tangga nada sepuluh nada dalam satu gembyangnya, sehingga sistem tangga nada sepuluh menarik untuk diteliti dan direalisasikan dalam bentuk gamelan. Banyak seniman seni karawitan di Bali khususnya merasa bimbang dalam mengaktulisasikan kreativitasnya dengan cara menggabungkan dua buah gamelan/karakter laras untuk membentuk rangkaian nada-nada sedemikian rupa menjadi sepuluh nada. Penggabungan ini jarang mendapat perhatian pada nilai-nilai estetis seperti nada tumbuk, tekni.k menabuh, karakter gamelan dan lain sebagainya. Dalam festival Gong Kebyar (lirna nada) misalnya, ada karya yang memaksakan kreativitas menjadi tujuh dan sepuluh nada dengan melodi suling tetapi rangka lagunya menggunakan gong Kebyar. Kreativitas ini sebenamya cukup baik tetapi tidak menghiraukan karakter nada, wama suara, dan kajian musikologis lainnya. Ada pula yang menggabungkannya dengan instrumen musik barat. yang kadang karaktemya berbeda dangan musik nusantara.