Transformasi Ritual Siat Sampian dalam tari Anggruwat Bumi

Main Authors: Ni Luh Putu, Rani Franciska, Ida Ayu, Trisnawati, Ni Wayan, Suartini
Format: Monograph NonPeerReviewed
Terbitan: ISI Denpasar , 2018
Subjects:
Online Access: http://repo.isi-dps.ac.id/3206/
https://download.isi-dps.ac.id/index.php/category/41-tasenitari?download=3154:transformasi-ritual-siat-sampian-dalam-tari-anggruwat-bumi
Daftar Isi:
  • Ritual dewasa ini banyak mengalami perkembangan baik digunakan sebagai pengobatan maupun pedoman hidup, namun banyak pula yang tetap menjadikan ritual sebagai sarana upacara untuk membersihkan segala sesuatu hal yang buruk menjadi suci. Sama halnya dengan tradisi siat sampian yang sekaligus merupakan ritual di Pura Samuantiga. Asumsi masyarakat khusunya di daerah setempat percaya bahwa ritual ini merupakan media pengobatan secara niskala, sejak berpuluh tahun lamanya kepercayaan terus dijadikan sebagai pedoman hidup oleh masyarakatnya, sehingga banyak pengkaji yang berusaha menelurusi jejak tentang ritual ini, apa penyebab dan siapa yang mengutarakan hal tersebut, apakah argumen tersebut benar atau tidak. Dengan adanya bukti bahwa ritual ini merupakan sebuah peninggalan sejak masa kekuasaan Raja Warmadewa. Sehingga pertanyaan yang muncul dapat dipertanggung jawabkan dan dijadikan sebuah pembelajaran. Kembali pada Pertunjukan tari yang erat berkaitan dengan ritual dimana pertunjukan sebagai pelengkap upacara dan sering kali pertunjukan bersumber dari ritual itu sendiri. Salah satu contoh adalah tari Angruwat Bumi yang merupakan karya tari yang mendapatkan inspirasi dari siat sampian yang di dalamnya mengupas tentang perjalanan ritual yang dilakukan pada saat berlangsungnya upacara di Pura Samuantiga diformuasikan dengan mengaplikasikan teori Cipta Seni oleh I Nyoman Sedana dengan menggunakan empat kerangka mencipta seni yaitu sumber cipta seni, sastra cipta seni, komposisi cipta seni, produk cipta seni. Bentuk dari karya adalah kreasi baru yang ditarikan oleh tujuh orang penari putri dan menggunakan empat bagian sebagai struktur dimana karya tari ini merupakan bentuk persembahan dimana kita terlahir untuk tuhan dan mati untuk tuhan, hanya saja tari ini terealisasikan dengan penyeimbangan keburukan dan kebaikan dan fungsi sendiri sebagai wujud bakti terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa.