Simbar

Main Authors: Putu, Rudy Artana, I Wayan, Suharta, I Ketut, Partha
Format: Monograph NonPeerReviewed
Terbitan: ISI Denpasar , 2018
Subjects:
Online Access: http://repo.isi-dps.ac.id/3047/
https://download.isi-dps.ac.id/index.php/category/42-tasenikarawitan?download=3001:simbar
Daftar Isi:
  • Setiap komposer mempunyai cara tersendiri dalam menyusun sebuah karya musik. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman, lingkungan dan intelektualitas yang dimiliki. Salah satu metode yang digunakan dalam menyusun karya musik ialah metode reinterpretasi. Reinterpretasi merupakan upaya melakukan penafsiran baru dari sebuah tafsir yang telah ada. Metode ini memberikan ruang, membingkai daya kreatif untuk mengembangkan salah satu garapan yang telah tercipta pada proses sebelumnya. Tujuan melakukan metode ini ialah menjadikan garapan lama sebagai sumber inspirasi, dasar pijakan untuk membuat suatu garapan baru, sehingga dapat dipertanggungjawakan secara rasional. Berhubungan dengan itu, penata mempelajari garapan ciptaan Wayan Lotring berjudul Angklung. Gending Angklung merupakan hasil interpretasi Lotring terhadap gending pada media ungkap gamelan Angklung. Melalui kreativitas dan sensibilitas yang dimiliki, ia mengolah dan mentransformasikan pola permainan kedalam media gamelan Palegongan. Garapan tersebut memberikan stimulasi kepada penata untuk lebih berani ketika berkreativititas. Alasan memilih gending tersebut adalah, pertama karena rasa kagum terhadap interpretasi Lotring, kedua karena kecerdasan Lotring dalam merangkum pengalaman mendengarnya, ketiga karena kertarikan pada pola permainan lagu. Penata meminjam cara dan spirit Lotring untuk berkomposisi. Maka dari hal tersebut, penata memilih kata “simbar” sebagai judul untuk karya musik yang dibuat. Simbar memiliki arti sebuah tumbuhan parasit yang menyerap intisari dari inangnya untuk dapat hidup dan berkembang. Makna dari simbar dalam konteks penciptaan karya musik ini ialah menggali dan mempelajari pola-pola permainan hasil interpretasi yang terdapat pada gending Angklung karya Lotring, mereinterpretasinya menjadi sebuah bentuk baru dengan menggunakan media ungkap gamelan Semara Pagulingan Saih Pitu. Kata Kunci : Reinterpretasi, Angklung, Simbar