Ngodakin Ritual Sakral Dalam Film Dokumenter

Main Authors: Dewa Made, Widhya Nugraha, I Komang, Arba Wirawan, I Kadek, Puriartha
Format: Monograph NonPeerReviewed
Terbitan: ISI Denpasar , 2018
Subjects:
Online Access: http://repo.isi-dps.ac.id/2964/
http://download.isi-dps.ac.id/index.php/category/80-ta-ftv?download=2889:ngodakin-ritual-sakral-dalam-film-dokumenter
Daftar Isi:
  • Karya film dokumenter yang berjudul “Ngodakin” ini bertujuan menyampaikan kepada publik mengenai proses sakral dalam melakukan perbaikan sesuhunan yang ada di Desa Serongga, Gianyar. Ngodakin yang berasal dari kata odak yang berarti meboreh dalam Bahasa Bali, pengecatan yang diperuntukan pada benda-benda sakral.Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penciptaan ini adalah observasi, kepustakaan, wawancara dan dokumentasi. Konsep teknis dan estetik penciptaan karya dokumenter ini memasukan pendapat dari beberapa orang yang terlibat di dalam proses Ngodakin tersebut. Melalui pendapat mereka, dokumenter ini berbicara mengenai perkembangan Ngodakin dari Dinasti Warmadewa sampai sekarang. Dalam Ngodakin telah mengalami perpindahan warna dari warna alami (warna Bali) ke warna kimia (acrylic). Oleh karena itu diperlukan keterampilan juru sangging untuk mengolah warna kimia (acrylic) tersebut agar memiliki kesan seperti warna alami (warna Bali). Penciptaan karya seni ini menerapkan pendekatan ekspository yang bertujuan mengarahkan penonton untuk menyaksikan suatu peristiwa berdasarkan subjektifitas sutradara melalui potonganpotongan pendapat dari narasumber yang telah disusun menjadi rangkaian sebuah cerita oleh sutradara itu sendiri (Trimarsanto, 2010:8). Adapun tradisi Ngodakin ini harus tetap dijaga dan dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya Bali. Luaran dari penciptaan ini adalah sebuah film dokumenter bergaya ekspository. Kata Kunci: Ngodakin, Dokumenter, Ekspositori.