Daftar Isi:
  • INDONESIA Alam telah diperkosa oleh manusia layaknya pelacur. Mother Nature menderita dan berdarah-darah akibat careless teknologi, ledakan demografis penduduk dunia (over population), ekonomi kapitalisme global, dan dominasi worldview antoposentris reduksionis-dualistik dengan menempatkan manusia sebagai centre of the universe sehingga berperilaku eksploitatif dan konsumtif. Konsep sustainable development berbasis sains sekuler yang dihasilkan berbagai konvensi lingkungan dunia dinilai gagal menjamin keberlanjutan masa depan bumi. Kini aktivis lingkungan berburu spiritualitas agama dan local wisdom sebagai basis etis konservasi alam. Spritualitas Islam rekomendasikan formulasi ulang relasi tiga kutub; alam, manusia dan Tuhan. Wajah hijau Islam (green religion) dapat diimplementasikan dalam dua level. Pertama; sebagai guiding principles yang bersumber dari ecotheology dengan tauhid (unity in diversity), amanah dan khalifah (trustworthiness dan moral leadership), dan akhirah (reponsibility). Kedua: level practical norms sebagaimana best practices fiqh al-bi’ah masa Rasulullah saw dan sahabat seperti etika terhadap tumbuhan, hewan dan mahluk lainnya.