Peta Kondisi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Main Authors: Aggraini, Fitrijani, Effendi, Rudy R, Prayudi, Tibin Ruby, Rosa, Yulinda, Paryanto, Sugeng
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Litbang Permukiman, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , 2014
Subjects:
Online Access: http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/57
http://jurnalpermukiman.pu.go.id/index.php/JP/article/view/57/pdf
Daftar Isi:
  • Abstrak Untuk mencapai tujuan pembangunan millenium development goals, pemerintah harus berusaha untuk memberikan cakupan layanan sanitasi dasar nasional sebesar setengah dari seluruh penduduk Indonesia sebesar 62,41% pada tahun 2015. Hal ini memerlukan usaha dan upaya memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasarana sanitasi seperti halnya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja. Tingkat kesadaran pemerintah daerah dalam mengelola lumpur tinja pada umumnya masih rendah. Di antara 507 daerah kabupaten dan kota se Indonesia, baru 134 yang sudah memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), sedang sisanya masih membuang lumpur tinja ke sungai atau kebun.Penelitian ini bertujuan melakukan pemetaan kondisi teknis IPLT eksisting dengan melakukan audit, telaah, verifikasi, kajian, dan evaluasi terhadap kinerja IPLT berdasarkan standar, pedoman teknis, dan tata cara yang berlaku sehingga fungsionalisasi dan optimalisasi IPLT terbangun dapat tercapai dan terpelihara kesinambungan operasi dan pemeliharaannya.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif komparatifyaitu mendeskripsikan hasil penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat dari data kualitatif dan kuantitatif yang didapat dari data sekunder dan data di lapangan. Data dikaji dengan membandingkan kondisi eksisting dengan standar, pedoman, petunjuk teknis, dan teori bidang ilmu pengolahan lumpur tinja.Hasil penilaian terhadap kesesuaian pengelolaan sistem IPLT di wilayah studi menyimpulkan bahwa sebagian besar termasuk kategori cukup baik. Hanya satu kota saja dari 11 kota yang termasuk kategori baik dan dua kota termasuk kategori tidak baik sehingga sisanya sebanyak 8 kota atau setara dengan 73% wilayah studi termasuk kategori cukup baik.