Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas Terhadap Kinerja Keuangan PT.Perkebunan Nusantara (III) Persero Medan

Main Author: DENA TRI REZEKI
Format: Electronic Resource
Terbitan: Manajemen , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.umsu.ac.id/index.php?p=show_detail&id=4915
Daftar Isi:
  • Kinerja keuangan merupakan gambaran mengenai hasil operasi perusahaan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu perusahaan yang dilakukan dengan mengukur ataupun menenliti kinerja keuangan perusahaan yang ditinjau dari beberapa rasio keuangan yang ada. Mulai dari periode 2012 sampai 2016 pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Penelitian ini menggunakan teori manajemen keuangan yang berhubungan dengan Kinerja Keuangan, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif, objek penelitian adalah laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Dengan jenis data kuantitatif dan sumber data sekunder. Dimana pada penelitian dalam menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas yaitu current ratio, cash ratio, quick ratio. Rasio solvabilitas yaitu debt to total assets ratio dan debt to total equity ratio. Rasio profitabilitas yaitu return on equity, return on investment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan mengalami penurunan dan peningkatan yang mengakibatkan perusahaan dalam keadaan tidak baik. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Penurunan yang terjadi pada rasio likuiditas berdampak tidak baik bagi kelancaran perusahaan membayar kewajibannya. Sedangkan untuk rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang jangka panjang yang sudah jatuh tempo, rasio ini memiliki nilai yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rasio profitabilitas selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun, kondisi ini memperlihatkan bahwa perusahaan tidak mampu mengeloa aset atau aktiva, modal sendiri, dan aktivitas investasi dengan baik.