pengaruh panjang link bresing eksentrik pada struktur baja sistem ganda terhadap simpangan antar tingkat ( Studi Literatur )
Main Author: | Maulana, Zulham |
---|---|
Format: | Electronic Resource |
Terbitan: |
Teknik Sipil
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.umsu.ac.id/index.php?p=show_detail&id=2434 |
Daftar Isi:
- Indonesia adalah salah satu negara berkembang, terus melakukan pembangunan. Termasuk pembangunan-pembangunan gedung tingkat tinggi. Namun, mengingat letak geografis wilayah Indonesia yang memiliki intensitas gempa yang cukup tinggi, diperlukan perencanaan khusus dalam pembangunan gedung tingkat tinggi untuk menanggulangi hal tersebut. Penggunaan sistem-sistem penahan gaya lateral pada struktur gedung dianggap sebagai solusi. Sistem Rangka Breising Konsentrik salah satunya. Tugas Akhir ini, bertujuan mengetahui perilaku bangunan terhadap letak penempatan sistem penahan gaya lateral. Breising berfungsi sebagai pengaku yang menerus sampai ke pondasi dirancang untuk menahan gaya geser, gaya lateral akibat gempa bumi. Analisa yang digunakan pada tugas akhir ini adalah analisis respon spektrum berdasarkan peraturan gempa SNI 1726-2012. Dalam tugas akhir ini terdapat 4 Model dengan penempatan letak breising tipe K yang sama dengan ketinggian yang berbeda, yaitu Model dengan jumlah lantai 3 model 1, 6 sebagai model 2, 12 sebagai model 3 dan 24 sebagai model 4.link di letakkan pada dua sisi arah y dan x pada bangunan, Model 1 dan 2 dengan profil balok yang sama serta jarak panjang link yang sama. Model 3 dan 4 dengan balok yang sama serta jarak panjang link yang sama pula. input beban sama pada setiap model. Bangunan di modelkan menggunkan bantuan program ETABS. Hasil analisis pada model 1 simpangan antar tingkat rata-rata sebesar 0,79 m, model 2 simpangan terjadi sebesar 0,15 m, model 3 simpangan terjadi sebesar 0,69 m dan model 4 simpangan terjadi sebesar 0,27 m. Meskipun, pada model 2 simpangan terjadi lebih kecil, namun penggunaan sistem gaya lateral yang tidak simetris menyebabkan bangunan mengalami perilaku yang lebih kompleks dan memiliki gaya geser yang lebih besar.