PARIWISATA SYARI’AH SEBAGAI ASET PEREKONOMIAN DALAM BINGKAI MAQASHID AL-SYARI’AH (STUDI ATAS PANDANGAN TUAN GURU LOMBOK)

Main Author: Musawar, Musawar
Other Authors: Kemenag
Format: Article info kualitatif application/pdf
Bahasa: ind
Terbitan: LPPM Universitas Bina Sarana Informatika , 2019
Subjects:
Online Access: http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp/article/view/4676
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp/article/view/4676/pdf
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp/article/downloadSuppFile/4676/659
Daftar Isi:
  • Tulisan ini berusaha mengungkap pandangan tuan guru Lombok terkait Pariwisata Syari’ah yang menjadi salah satu program yang digalakkan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat, sehingga disebut sebagai “World Best Halal Honeymoon Destination ” dan “World Best Halal Tourism Destination”. Kata “Pariwisata Syari’ah” dilihat dari segi bahasa, maka dapat ditegaskan bahwa kata syari’ah merupakan yang kata yang menerangkan sebuah type pariwisata yang bercirikan dengan ciri yang khususus dalamnya, yaitu terkait dengan moral agama. Terkait dengan itu, para tuan guru merupakan anggota masyarakat yang menjelaskan tentang syaria’ah. Oleh karena itu, masalah ini diangkat dengan focus bagaimana konsep “Pariwisata Syari’ah”? Bagaimana menjadi aset perekonomian bagi masyarakat. Hal ini penting untuk diteliti, untuk mengetahui pandangan para tuan guru tentang Pariwisata Syari’ah yang dapat berguna menjadi masukan bagi pemerintah dan pelaksana Pariwisata Syari’ah dan menjadi wawasan bagi masyarakat luas. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan langkah kualitatif, dengan pendekatan normative sosilogis, dengan cara pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kesimpulan, bahwa konsep pariwisata dibeda menjadi 3; yaitu pertama pariwisata konvisional, kedua pariwisata religi, dan ketiga pariwisata syari’ah. Yang terakhir ini pariwitas yang harus mencakup lima dimensi Maqashid al-Syari’ah; pemeliharaan jiwa, pemeliharaan agama, pemeliharaan akal, pemeliharaan nasal, dan pemelihraan yang haru dipeliharaa oleh pelaksana, pelancong dan masyarakat.