Aplikasi Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana dan Steinernema carpocapsae Sebagai Pengendali Hayati Hama Penggerek Buah Tomat ( Helicoverpa armigera )

Main Author: Erawati, Dyah Nuning
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Pertanian Universitas Jember , 2012
Subjects:
Online Access: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPH/article/view/17
Daftar Isi:
  • Helicoverpa armigera merupakan hama utama tanaman tomat karena mampu menurunkan produksi tanaman. Pada umumnya petani menggunakan pestisida kimia sintetik untuk mengendalikan hama ini tetapi penggunaan yang kurang bijaksana akan mencemari lingkungan dan produk budidaya. Salah satu alternatif pengendalian hama yang memperhatikan keamanan lingkungan adalah dengan memanfaatkan agens hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi Bacillus thuringiensis, Beauveria bassiana dan Steinernema carpocapsae sebagai pengendali hayati hama penggerek buah tomat dalam upaya mempertahankan produktivitas tanaman tomat. Perlakuan berupa paket pengendalian hama terdiri atas : Bacillus thuringiensis dengan konsentrasi 2 gram/liter; Beauveria bassiana dengan konsentrasi 0,2 gram/liter (kerapatan spora 109); Steinernema carpocapsae dengan konsentrasi 1.000.000 IJs/liter; Insektisida (bahan aktif profenofos) dengan konsentrasi 2 gram/liter dan kontrol. Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Agens hayati berupa bakteri Bacillus thuringiensis, jamur Beauveria bassiana dan nematoda Steinernema carpocapsae dapat dimanfaatkan sebagai pengendali penggerek buah tomat (H. armigera), (2) B. thuringiensis lebih mampu menekan populasi hama dan menekan kerusakan tanaman dibandingkan dengan agens hayati lain, (3) B. bassiana lebih cenderung spesifik inang sehingga lebih mampu untuk menekan populasi dan kerusakan buah yang disebabkan oleh H. armigera, (4) S. carpocapsae kurang mampu menurunkan intensitas kerusakan buah H. armigera karena perilaku H. armigera yang pasif dan masuk kedalam buah tomat memperkecil kemungkinan infeksi dan (5) Aplikasi pengendali hayati masih mampu mempertahankan jumlah buah yang sehat dan lebih menekan kerusakan buah tomat.