KEUNGGULAN KOMPARATIF HASIL HUTAN BUKAN KAYU DARI HUTAN TANAMAN

Main Authors: Astana, Satria, Muttaqin, M Zahrul, Yuhono, J T
Format: Article info eJournal
Bahasa: ind
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim , 2017
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/2731
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2731
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">KEUNGGULAN KOMPARATIF HASIL HUTAN BUKAN KAYU DARI HUTAN TANAMAN</title><creator>Astana, Satria</creator><creator>Muttaqin, M Zahrul</creator><creator>Yuhono, J T</creator><subject lang="en-US">Keunggulan komparatif; prospek ekspor; hutan tanaman; hutan alam; gondorukem; terpentin; minyak kayu putih</subject><description lang="en-US">Pasokan kayu dari hutan alam diperkirakan akan terus menurun dan di masa mendatang diharapkan akan digantikan oleh hutan tanaman. Apabila hutan tanaman tidak berkembang sesuai dengan harapan, pertanyaan nya adalah apakah hasil huran bukan kayu dapat menggantikan? Jawaban atas pertanyaan tersebut diantaranya bergantung pada apakah hasil hutan bukan kayu sekurang-kurangnya memiliki keunggulan komparatif yang sama dengan kayu bulat dari hutan tanaman. Hasil hutan yang dikaji adalah gondorukem, terpentin dan minyak kayu putih. Penelitian dilaksanakan pada tahun 1999. Untuk gondorukem dan terpentin, penelitian dilaksanakan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, Pekalongan Timur dan Lawu DS, sedangkan untuk minyak kayu putih di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) lndramayu, Gundih dan Madiun. Keunggulan komparatif ketiga hasil hutan tersebut dihitung dengan menggunakan metode Biaya Sumberdaya Domestik (BSD). Dengan menggunakan data sekunder tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga komoditas yang diteliti memiliki keunggulan komparatif yang relatif tinggi, ditunjukkan oleh nilai koefisien BSD-nya yang relatifrendah. Koefisien BSD gondorukem berkisar antara 0,35-0,59,terpentin 0, 10-0, 13 dan minyak kayu putih 0,54-0, 71. Gondorukem masih memiliki keunggulan komparatif jika harga ekspornya menurun dari harga ekspor tertinggi (US$ 437/ton) menjadi US$ 153/ton atau menurun 64,99%, dan terpentin dari harga ekspomya tertinggi (US$ 325/ton) menjadi US$ 35/ton atau menurun 89,23%, serta minyak kayu putih dari harga ekspomya tertinggi (US$ 4938/ton) menjadi USS 2874/ton atau menurun 41,80%. Memperhatikan koefisien BSD-nya yang relatif rendah dan perkembangan harga pada periode 1994 - 1998, prospek ekspor ketiga komoditas tersebut di masa datang diperkirakan relatif tetap baik.Perkembangan harga gondorukem cenderung meningkat (1,35%-1,74%) dan terpentin juga cenderung meningkat ( 14,39%-16,54%). Sebaliknya, perkembangan harga minyak kayu putih tidak diketahui secara pasti, tetapi jika harganya less-distortive diperkirakan juga memiliki prospek yang baik di masa datang. Direkomendasikan untuk melakukan penelitian keunggulan komparatifhasil hutan bukan kay u yang lain, terutama yang tumbuh di luar Jawa.</description><publisher lang="en-US">Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim</publisher><contributor lang="en-US"/><date>2017-03-07</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/2731</identifier><identifier>10.20886/jsek.2004.1.1.31-44</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Sosial Ekonomi Kehutanan; 31-44</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Sosial Ekonomi Kehutanan; 31-44</source><source>2502-4221</source><source>1979-6013</source><language>ind</language><rights lang="en-US">Copyright (c) 2017 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan</rights><rights lang="en-US">http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2731</recordID></dc>
language ind
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
Journal:eJournal
author Astana, Satria
Muttaqin, M Zahrul
Yuhono, J T
title KEUNGGULAN KOMPARATIF HASIL HUTAN BUKAN KAYU DARI HUTAN TANAMAN
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
publishDate 2017
topic Keunggulan komparatif
prospek ekspor
hutan tanaman
hutan alam
gondorukem
terpentin
minyak kayu putih
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/2731
contents Pasokan kayu dari hutan alam diperkirakan akan terus menurun dan di masa mendatang diharapkan akan digantikan oleh hutan tanaman. Apabila hutan tanaman tidak berkembang sesuai dengan harapan, pertanyaan nya adalah apakah hasil huran bukan kayu dapat menggantikan? Jawaban atas pertanyaan tersebut diantaranya bergantung pada apakah hasil hutan bukan kayu sekurang-kurangnya memiliki keunggulan komparatif yang sama dengan kayu bulat dari hutan tanaman. Hasil hutan yang dikaji adalah gondorukem, terpentin dan minyak kayu putih. Penelitian dilaksanakan pada tahun 1999. Untuk gondorukem dan terpentin, penelitian dilaksanakan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara, Pekalongan Timur dan Lawu DS, sedangkan untuk minyak kayu putih di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) lndramayu, Gundih dan Madiun. Keunggulan komparatif ketiga hasil hutan tersebut dihitung dengan menggunakan metode Biaya Sumberdaya Domestik (BSD). Dengan menggunakan data sekunder tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga komoditas yang diteliti memiliki keunggulan komparatif yang relatif tinggi, ditunjukkan oleh nilai koefisien BSD-nya yang relatifrendah. Koefisien BSD gondorukem berkisar antara 0,35-0,59,terpentin 0, 10-0, 13 dan minyak kayu putih 0,54-0, 71. Gondorukem masih memiliki keunggulan komparatif jika harga ekspornya menurun dari harga ekspor tertinggi (US$ 437/ton) menjadi US$ 153/ton atau menurun 64,99%, dan terpentin dari harga ekspomya tertinggi (US$ 325/ton) menjadi US$ 35/ton atau menurun 89,23%, serta minyak kayu putih dari harga ekspomya tertinggi (US$ 4938/ton) menjadi USS 2874/ton atau menurun 41,80%. Memperhatikan koefisien BSD-nya yang relatif rendah dan perkembangan harga pada periode 1994 - 1998, prospek ekspor ketiga komoditas tersebut di masa datang diperkirakan relatif tetap baik.Perkembangan harga gondorukem cenderung meningkat (1,35%-1,74%) dan terpentin juga cenderung meningkat ( 14,39%-16,54%). Sebaliknya, perkembangan harga minyak kayu putih tidak diketahui secara pasti, tetapi jika harganya less-distortive diperkirakan juga memiliki prospek yang baik di masa datang. Direkomendasikan untuk melakukan penelitian keunggulan komparatifhasil hutan bukan kay u yang lain, terutama yang tumbuh di luar Jawa.
id IOS520.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-2731
institution Badan Litbang Kehutanan
institution_id 104
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Badan Litbang Kehutanan
library_id 15
collection JURNAL PENELITIAN SOSIAL DAN EKONOMI KEHUTANAN
repository_id 520
subject_area Biologi
Ekonomi
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS520
first_indexed 2017-05-31T03:27:14Z
last_indexed 2017-05-31T03:27:14Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1800764915581976576
score 17.13294