KONSUMSI KAYU BAKAR RUMAH TANGGA PEDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH, SUKABUMI JAWA BARAT DAN LEBAK BANTEN

Main Author: Astana, Satria
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim , 2014
Subjects:
Online Access: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/197
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/197/189
ctrlnum --ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-197
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">KONSUMSI KAYU BAKAR RUMAH TANGGA PEDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH, SUKABUMI JAWA BARAT DAN LEBAK BANTEN</title><creator>Astana, Satria</creator><subject lang="en-US">kayu bakar, hutan, kelestarian, konsumsi, rumah tangga, pedesaan</subject><description lang="en-US">Perkembangan konsumsi kayu bakar rumah tangga pedesaan dikhawatirkan sebagai tekanan terhadap kelestarian hutan negara sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya konsumsi kayu bakar rumah tangga pedesaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi di tiga kabupaten, yaitu: Banjarnegara (Provinsi Jawa Tengah), Sukabumi (Provinsi Jawa Barat), dan Lebak (Provinsi Banten). Pengumpulan data konsumsi kayu bakar oleh rumah tangga pedesaan di masing-masing kabupaten dilakukan menggunakan metode pengambilan contoh stratifikasi disengaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dianalisis menggunakan model ekonometrika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kayu bakar bulanan rumah tangga pedesaan di tiga kabupaten yang diteliti berkisar antara 165 - 256 kg. Namun konsumsi kayu bakar di tiga kabupaten tersebut tidak dapat disimpulkan sebagai tekanan terhadap kelestarian hutan negara sekitar, karena 93% kayu bakar yang dikonsumsi diperoleh dari areal kebun. Konsumsi kayu bakar ditemukan peka terhadap perubahan harganya. Tiga temuan ini menyarankan bahwa program penghijauan perlu terus dilaksanakan sehingga pengurangan terhadap tekanan konsumsi kayu bakar rumah tangga tersebut tetap dapat dipertahankan. Temuan yang lain menunjukkan bahwa pengaruh harga minyak tanah menarik perhatian karena mempengaruhi konsumsi kayu bakar dalam hubungan negatif, yang merefleksikan bahwa minyak tanah bukan merupakan barang substitusi tetapi barang komplementer kayu bakar. Pendapatan rumah tangga pedesaan juga mempengaruhi dalam hubungan negatif, yang merefleksikan bahwa rumah tangga pedesaan dengan pendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi kayu bakar lebih kecil, dan sebaliknya. Dua temuan ini menyarankan bahwa kebijakan pengurangan subsidi harga minyak tanah jika dilaksanakan, apakah akan berdampak negatif atau positif terhadap kelestarian hutan negara sekitar, bergantung pada besarnya elastisitas pendapatan rumah tangga dan harga minyak tanah. Karena elastisitas harga minyak tanah (-2,0) ditemukan lebih besar dibanding elastisitas pendapatan rumah tangga (-0,89), dampaknya dipredikasi cenderung positif dan karenanya kebijakan antisipatif terhadap dampaknya di tiga kabupaten yang diteliti tidak diperlukan jika kebijakan pengurangan subsidi harga minyak tanah dilaksanakan.</description><publisher lang="en-US">Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim</publisher><contributor lang="en-US"/><date>2014-08-29</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Other:</type><type>Other:</type><identifier>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/197</identifier><identifier>10.20886/jsek.2012.9.4.229-241</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 229-241</source><source lang="id-ID">Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; Vol 9, No 4 (2012): Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan; 229-241</source><source>2502-4221</source><source>1979-6013</source><language>eng</language><relation>http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/197/189</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2015 Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan</rights><recordID>--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-197</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
Other:
Journal:eJournal
author Astana, Satria
title KONSUMSI KAYU BAKAR RUMAH TANGGA PEDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DI KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH, SUKABUMI JAWA BARAT DAN LEBAK BANTEN
publisher Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim
publishDate 2014
topic kayu bakar
hutan
kelestarian
konsumsi
rumah tangga
pedesaan
url http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/197
http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPSE/article/view/197/189
contents Perkembangan konsumsi kayu bakar rumah tangga pedesaan dikhawatirkan sebagai tekanan terhadap kelestarian hutan negara sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya konsumsi kayu bakar rumah tangga pedesaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi di tiga kabupaten, yaitu: Banjarnegara (Provinsi Jawa Tengah), Sukabumi (Provinsi Jawa Barat), dan Lebak (Provinsi Banten). Pengumpulan data konsumsi kayu bakar oleh rumah tangga pedesaan di masing-masing kabupaten dilakukan menggunakan metode pengambilan contoh stratifikasi disengaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dianalisis menggunakan model ekonometrika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kayu bakar bulanan rumah tangga pedesaan di tiga kabupaten yang diteliti berkisar antara 165 - 256 kg. Namun konsumsi kayu bakar di tiga kabupaten tersebut tidak dapat disimpulkan sebagai tekanan terhadap kelestarian hutan negara sekitar, karena 93% kayu bakar yang dikonsumsi diperoleh dari areal kebun. Konsumsi kayu bakar ditemukan peka terhadap perubahan harganya. Tiga temuan ini menyarankan bahwa program penghijauan perlu terus dilaksanakan sehingga pengurangan terhadap tekanan konsumsi kayu bakar rumah tangga tersebut tetap dapat dipertahankan. Temuan yang lain menunjukkan bahwa pengaruh harga minyak tanah menarik perhatian karena mempengaruhi konsumsi kayu bakar dalam hubungan negatif, yang merefleksikan bahwa minyak tanah bukan merupakan barang substitusi tetapi barang komplementer kayu bakar. Pendapatan rumah tangga pedesaan juga mempengaruhi dalam hubungan negatif, yang merefleksikan bahwa rumah tangga pedesaan dengan pendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi kayu bakar lebih kecil, dan sebaliknya. Dua temuan ini menyarankan bahwa kebijakan pengurangan subsidi harga minyak tanah jika dilaksanakan, apakah akan berdampak negatif atau positif terhadap kelestarian hutan negara sekitar, bergantung pada besarnya elastisitas pendapatan rumah tangga dan harga minyak tanah. Karena elastisitas harga minyak tanah (-2,0) ditemukan lebih besar dibanding elastisitas pendapatan rumah tangga (-0,89), dampaknya dipredikasi cenderung positif dan karenanya kebijakan antisipatif terhadap dampaknya di tiga kabupaten yang diteliti tidak diperlukan jika kebijakan pengurangan subsidi harga minyak tanah dilaksanakan.
id IOS520.--ejournal.forda-mof.org-ejournal-litbang-index.php-index-oai:article-197
institution Badan Litbang Kehutanan
institution_id 104
institution_type library:special
library
library Perpustakaan Badan Litbang Kehutanan
library_id 15
collection JURNAL PENELITIAN SOSIAL DAN EKONOMI KEHUTANAN
repository_id 520
subject_area Biologi
Ekonomi
city JAKARTA SELATAN
province DKI JAKARTA
repoId IOS520
first_indexed 2016-09-25T11:08:34Z
last_indexed 2017-05-31T03:27:14Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1800764915736117248
score 17.13294