Daftar Isi:
  • Kemiskinan merupakan suatu masalah sosial yang sudah ada sejak manusia menghuni permukaan bumi dan sampai sekarang baik di negara maju maupun di negara berkembang selalu dihadapkan dengan masalah-masalah kemiskinan dan kesejahteraan, namun kemiskinan banyak terdapat di negara-negara berkembang. Masyarakat miskin lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya pada kegiatan ekonomi, sehingga semakin tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana fenomena sosial Tionghoa miskin di Desa Trubus, untuk mengetahui bentuk kemiskinan pada masyarakat Tionghoa di Desa Trubus, dan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinan pada masyarakat Tionghoa di Desa Trubus. Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif serta teknik analisis datanya menggunakan proses pengolahan data secara kualitatif dengan langkah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Setelah dilakukan analisis menggunakan teori Baswir dan Sumodiningrat, penulis menemukan terdapat dua bentuk kemiskinan pada masyarakat Tionghoa di Desa Trubus, yaitu bentuk kemiskinan kultural dan bentuk kemiskinan natural. Bentuk kemiskinan kultural dialami oleh masyarakat Tionghoa yang masih berusia muda, sebab mereka selalu menggantungkan pekerjaan mereka menjadi buruh harian dan bentuk kemiskinan natural dialami oleh masyarakat Tionghoa yang sudah berusia tua, sebab fisik mereka sudah lemah dalam melakukan pekerjaan mereka dikarenakan faktor usia yang sudah semakin tua. Teori kedua dalam menganalisis penelitian ini yaitu teori manusia modern dari Alex Inkeles dan David H. Smith. Setelah dilakukan analisis menggunakan teori Alex Inkeles dan David H. Smith ada empat faktor yang menyebabkan kemiskinan pada masyarakat Tionghoa di Desa Trubus, yaitu rendahnya tingkat pendidikan pada masyarakat Tionghoa di Desa Trubus, letak geografis daerah, tidak adanya keterampilan khusus, dan keterbatasan modal yang membuat masyarakat sulit untuk membuka lapangan pekerjaan untuk mereka sendiri.