Daftar Isi:
  • Tulisan ini mengkaji mengenai representasi pendidikan karakter di sekolah berbasis agama di Kota Pangkalpinang. Penelitian ini merupakan cerminan dari pentingnya sebuah pendidikan karakter bagi siswa untuk kemudian mereka membentuk karakter yang kuat. Tujuan tulisan ini adalah untuk memberi gambaran bagaimana SMAK Seminari Mario John Boen Pangkalpinang merepresentasikan pendidikan karakter selaku mereka sebagai sekolah yang berbasis agama. Untuk menganalisis masalah ini peneliti menggunakan teori perilaku oleh Thomas Lickona dan teori moralitas dari Emil Durhkeim. Teori perilaku oleh Thomas Lickona mempunyai tiga unsur yaitu moral knowing, moral behavior, dan moral feeling. Kedua, teori moralitas oleh Emil Durkheim yang melihat moralitas sebagai fakta sosial. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan purposive sampling dan menemukan 9 informan yaitu siswa dan pihak sekolah. Selanjutnya, tulisan ini dilakukan dengan tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua kebiasaan yang ditanamkan oleh pihak sekolah yang berbasis agama Katolik merepresentasikan 10 pilar pendidikan karakter. Sepuluh pilar tersebut kejujuran, religius, peduli sosial, disiplin, mandiri, tanggung jawab, komunikatif, damai, peduli lingkungan, dan toleransi. Selanjutnya data penelitian ini dianalisis menggunakan teori perilaku oleh Thomas Lickona dan teori moralitas dari Emil Durhkeim. Teori perilaku oleh Thomas Lickona mempunyai tiga unsur yaitu moral knowing, moral behavior, dan moral feeling. Kedua, teori moralitas oleh Emil Durkheim yang melihat moralitas sebagai fakta sosial. Kata kunci: Representasi, Pendidikan karakter dan Sekolah Katolik.