Daftar Isi:
  • Kegiatan penambangan timah di Pulau Bangka dapat mempengaruhi tingkat produktivitas lahan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah yaitu menggunakan mikrob pelarut fosfat. Mikrob pelarut fosfat mampu mengubah fosfat tidak larut menjadi fosfat terlarut sehingga dapat diserap oleh tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung populasi, seleksi dan identifikasi mikrob pelarut fosfat sebagai calon agen hayati. Metode isolasi yang digunakan adalah metode pour plate. Total populasi mikrob dihitung dengan metode Standard Plate Count (SPC). Seleksi mikrob dilakukan melalui uji resistensi logam berat Pb dan uji patogenitas. Identifikasi mikrob dilakukan dengan uji fisiologis dan biokimia. Populasi rata-rata bakteri pelarut fosfat pada tiga jenis rizosfer tanah lebih tinggi (1,2 x 105CFU g-1) dibandingkan jamur pelarut fosfat (2,8 x 103 CFU g-1). Hal ini diduga karena faktor lingkungan yang berbeda dimana ketiga tanah rizosfer yang pH-nya bersifat netral, lebih cocok untuk pertumbuhan bakteri daripada jamur. Tingkat kesuburan tanah rizosferAlbizia falcata dan Acacia memiliki karakteristik yang sangat rendah. Seleksi dari 53 isolat ditemukan bahwa hanya 8 isolat yang resisten terhadap logam berat Pb dan tidak patogen terhadap tanaman dan hewan. Isolat yang memiliki kemampuan melarutkan P tertinggi yaitu tiga bakteri (BS 15, BA 14, BS 7) dan satu jamur (FA 4). Isolat BS 15, BA 14, BS 7 dan FA 4 diduga secara berturut memiliki kesamaan genus dengan Chromobacterium, Azotobacter, Serratia dan Penicillium. Keempat isolat tersebut berpotensi sebagai pupuk hayati untuk meningkatkan kesuburan tanah.