Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi kelas sosial menengah ke bawah pada warga belajar yang didalamnya terdapat pembagian kelas dan sebaran pada warga belajar PKBM Tulip Pangkalpinang. Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Tulip Pangkalpinang. Teori yang digunakan adalah teori subaltern dari Gayatri Spivak. Subaltern dipergunakan dalam cakupan yang bukan saja untuk mengkategorisasikan kelompok-kelompok kelas sosial menengah ke bawah, tetapi juga bisa untuk mengkategorisasikan orang-orang atau kelompok yang terpinggirkan dari garis mobilitas sosial kelas menengah ke atas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif yaitu dengan teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi. Adapun teknik penentuan informan yaitu menggunakan teknik snowball sampling sebanyak 16 oramg. Kriteria informan dalam penelitian ini yaitu warga belajar PKBM Tulip Pangkalpinang yang memiliki wawasan terhadap seluruh data yang dibutuhkan serta bersedia di wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya pembagian kelas dalam proses belajar mengajar, yaitu kelas reguler, kelas khusus dan kelas privat. Kelas-kelas ini ditentukan sesuai dengan kesepakatan warga belajar dengan pengelola PKBM. Penelitian ini mengkaji pembagian kelas yang dilakukan pengelola PKBM agar terciptanya suasana belajar yang efektif dan efisien. Pendidikan kesetaraan menjadi tempat penampung masyarakat kelas menengah ke bawah yang terpinggirkan oleh kelompok penguasa. Untuk memilih tempat pendidikan masyarakat kelas menengah ke bawah ditentukan melalui sebaran asal wilayah, sebaran ekonomi dan sebaran motivasi. Sebaran-sebaran ini menjadi dasar mereka dalam memilih penddidikan agar bisa dianggap setara dengan masyarakat lainnya. Dalam penelitian ini pengelola menjadi kelompok elite dan warga belajar menjadi kelompok subaltern. Kelompok subaltern tidak memiliki kemampuan untuk menyarakan aspirrasinya sehingga memerlukan kelompok elite untuk mewakilinya