Representasi kekerasan simbolik terhadap perempuan (studi analisis wacana kritis pada novel imperfect Karya Meira Anastasia)
Main Author: | Rahmaulidia Veritasari, (NIM. 5011511048) |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ubb.ac.id/3050/1/HAL%20DEPAN.pdf http://repository.ubb.ac.id/3050/2/BAB%20I.pdf http://repository.ubb.ac.id/3050/3/BAB%20II.pdf http://repository.ubb.ac.id/3050/4/BAB%20III.pdf http://repository.ubb.ac.id/3050/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ubb.ac.id/3050/6/BAB%20V.pdf http://repository.ubb.ac.id/3050/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ubb.ac.id/3050/ |
Daftar Isi:
- Kekerasan simbolik merupakan kekuasaan yang dipergunakan untuk mengonstruksi suatu objek ataupun realita yang ada dalam masyarakat. Kekerasan simbolik pada penelitian ini adalah kekerasan simbolik terhadap perempuan yang diilustrasikan melalui media. Media yang digunakan adalah novel yang berjudul Imperfect karya Meira Anastasia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis representasi kekerasan simbolik terhadap perempuan yang diilustrasikan pada Novel Imperfect karya Meira Anastasia. Penelitian dilakukan dengan menganalisis Novel Imperfect karya Meira Anastasia sebagai objek penelitian. Teori yang digunakan untuk menganalisis yaitu teori analisis wacana kritis model Norman Fairclough. Kekerasan simbolik yang terkandung dalam novel tersebut akan dikaji menggunakan 3 dimensi yaitu teks, praktik wacana dan praktik sosial budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Sumber data yang digunakan berasal dari data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukan pada analisis pertama yaitu analisis teks terdapat tiga belas teks yang merepresentasikan kekerasan simbolik. Dari tiga belas teks tersebut terdapat dua dominasi, diantarnya dominasi atas bentuk tubuh dan dominasi otonomi dalam rumah tangga. Kemudian melalui analisis praktik wacana, peneliti melihat bahwa kekerasan simbolik pada perempuan terjadi dan dialami masyarakat saat ini. Adanya kekerasan simbolik sebagaimana yang telah diproduksi Meira dalam Novel Imperfect dibenarkan oleh pembacanya dan hal ini sesuai dengan kondisi sosial masyarakat. Terakhir, pada analisis praktik sosial budaya peneliti mendapatkan hasil kekerasan simbolik yang dialami oleh penulis novel terjadi dikarenakan adanya standarisasi perempuan ideal menurut masyarakat, praktik budaya patriarki dalam keluarga, didukung kebebasan berekspresi dalam media menyebabkan perempuan didominasi oleh laki-laki dan menerima kekerasan simbolik begitu saja.