Daftar Isi:
  • Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tetapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Teori yang digunakan dalam menganalisis Praktik, Peluang Dan Tantangan Pengembangan Ekowisata Mangrove, yaitu teori Ekosentrisme (Deep Ecology) dari Sony Keraf. Teori Dalam hal ini, Ekosentrisme (Deep Ecology) tidak pernah membedakan antara manusia dengan alam, tetapi secara mendasar bagaimana hubungan timbal balik dan saling ketergantungan manusia dengan alam. Sehingga tidak adanya dominasi antara dua unsur pokok tersebut. Gagasan dalam teori etika lingkungan yakni gerakan penyelamatan lingkungan dimana tidak adanya ketimpangan antara manusia dan alam. Politik hijau, pembangunan berkelanjutan dan pelestarian ekologi menjadi nilai dasar yang dianut oleh teori ini. Adapun jenis dan pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara tak berstruktur, observasi dan dokumentasi. Dengan daftar informan berjumlah 15 orang yang ditentukan secara Purposive Sampling. Berdasarkan penelitian dilapangan menunjukkan bahwa masyarakat Desa Kurau Barat telah melakukan pengembangan ekowisata mangrove. Adapun praktik pengembangan ekowisata mangrove, yaitu konservasi, kegiatan edukasi dan kegiatan wisata. Peluang ekowisata yang terjadi yaitu peluang bisnis, peluang pengabdian masyarakat dan peluang kemitraan. Namun adanya tantangan seperti status lahan, investasi, manajemen pengelolaan dan inovasi program wisata menjadi sebuah hal yang harus diselesaikan oleh masyarakat Desa Kurau Barat.