Konflik kepentingan PT Bangka Asindo Agri dengan masyarakat (studi tentang pendirian PT Bangka Asindo Agri Kelurahan Kenanga Kabupaten Bangka)
Main Author: | Dera Suci Lestari, (NIM. 5011411012) |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ubb.ac.id/2553/1/HAL%20DEPAN.pdf http://repository.ubb.ac.id/2553/2/BAB%20I.pdf http://repository.ubb.ac.id/2553/3/BAB%20II.pdf http://repository.ubb.ac.id/2553/4/BAB%20III.pdf http://repository.ubb.ac.id/2553/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ubb.ac.id/2553/6/BAB%20V.pdf http://repository.ubb.ac.id/2553/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ubb.ac.id/2553/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor penyebab konflik PT Bangka Asindo Agri. Pendirian pabrik yang dilakukan tanpa persetujuan masyarakat membuat masyarakat tidak setuju dengan adanya pabrik tersebut. Pembangunan dan proses operasional pabrik membuat masyarakat Kenanga mengalami kerugian efek dari pembuangan limbah pabrik. Penelitian ini menggunakan teori konflik kepentingan milik Charles Wright Mills. Konflik ini terjadi antara kelompok elit yang terdiri dari dimensi politik, ekonomi dan militer dengan kelompok non elit yaitu masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan melakukan penggambaran secara mendalam tentang situasi dan proses yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara tak terstruktur dengan teknik purposive sampling, adapun jumlah informan terdiri dari 11 orang, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data dari Miles dan Huberman, dalam menganalisis data peneliti menggunakan tiga tahapan yakni, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya konflik kepentingan yang terjadi antara kelompok elit dan kelompok non elit. Kelompok elit yang merupakan pembuat kebijakan dan pemilik modal melakukan pembangunan PT Bangka Asindo Agri ditengah pemukiman masyarakat Kenanga. Pembangunan ini kemudian menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran lingkungan di Kelurahan Kenanga. Masyarakat meminta pabrik tersebut untuk segera ditutup namun hingga saat ini pabrik masih beroperasi dan menimbulkan bau tidak sedap.