Kunjungan singkat ke hutan bakau di Pulau Mendanau dan Belitung

Main Authors: Dr. Eddy Nurtjahya, M.Sc., -, Chiou-Rong Sheue, -, Peter Chesson, -, Endang Juwita, -, Nurul Hidayah, -
Format: Monograph NonPeerReviewed Book Thesis
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Bangka Belitung , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ubb.ac.id/2463/1/COVER.pdf
http://repository.ubb.ac.id/2463/2/ABSTRAK.pdf
http://repository.ubb.ac.id/2463/
Daftar Isi:
  • Kunjungan singkat ini bertujuan untuk melacak keberadaan Ceriops australis dari suku Rhizophoraceae di Pulau Mendanau dan Belitung. Satu specimen yang berasal dari pulau ini yang diidentifikasi sebagai Ceriops tagal (Bilinton Island: Teijsmann s. n. [1875] (BO)), diidentifikasi ulang oleh C-R Sheue sebagai Ceriops australis (Sheue et al. 2009). Studi ini diperlukan untuk mengetahui fitogeografi Ceriops australis yang umum ditemukan di bagian Timur Indonesia, dan bermanfaat pada upaya konservasi jenis ini. Dari pengamatan di beberapa bagian Pulau Mendanau dan Pulau Belitung, kecuali Belitung bagian Selatan, tidak dijumpai Ceriops australis. Satu jenis Bruguiera cylindrical (Rhizophoraceae) dijumpai di Pulau Mendanau sehingga jumlah jenis bakau di pulau tersebut menjad 19 jenis. Populasi jenis ini jarang dan tersebar. Hutan bakau di Pulau Mendanau masih terjaga baik dengan keragaman substrat termasuk lumpur, pasir, batu, dan batu karang. Pulau ini menjadi lokasi studi yang baik untuk mengamati asosiasi antara keragaman bakau dan lingkungannya. Masyarakat di Pulau Mendanau seyogyanya bangga memiliki hutan bakau yang masih terjaga baik. Sedikit disayangkan dijumpai sampah di hutan bakau di sekitar beberapa kampong nelayan. Pendidikan dan pengelolaan sampah yang baik diharapkan akan menjaga fungsi ekosistem bakau secara optimal.