Daftar Isi:
  • Fluktuasi harga ketiga komoditas volatile foods (beras, bawang merah, dan daging ayam ras) memberikan kontribusi yang besar terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang, sehingga dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di Kota Pangkalpinang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan harga tiga komoditas volatile foods utama yaitu beras, bawang merah, dan daging ayam ras serta menganalisis dampak fluktuasi harga tiga komoditas volatile foods utama yaitu beras, bawang merah, dan daging ayam ras terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017 hingga bulan Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Data yang digunakan adalah data time series bulanan dari Januari 2012 hingga Desember 2016. Perkembangan harga 3 komoditas volatile food dijelaskan menggunakan analisis deskripsif. Dampak fluktuasi harga pada 3 komoditas volatile food dianalisis menggunakan model VAR (Vector Autoregression) atau VECM (Vector Erorr Correction Model) dengan perangkat lunak Eviews 8. Hasil dari analisis deskriptif menunjukkan bahwa perkembangan harga 3 komoditas volatile food (beras, bawang merah, dan daging ayam ras) selama 5 tahun terakhir (2012-2016) cenderung berfluktuasi dan berdasarkan tren, komoditas beras dan bawang merah memiliki tren meningkat, sementara komoditas daging ayam ras memiliki tren yang cenderung menurun. Dalam jangka pendek terdapat dua komoditas yang berpengaruh positif terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang yaitu bawang merah dan daging ayam ras. Adapun hasil analisis dari dampak fluktuasi harga pada 3 komoditas volatile food menunjukkan bahwa dalam jangka panjang terdapat satu komoditas yang berpengaruh positif terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang yaitu daging ayam ras. Analisis IRF (Impulse Response Function) menunjukkan respon Indeks Harga Konsumen (IHK) Pangkalpinang terhadap guncangan harga beras, bawang merah, dan daging ayam ras mencapai titik keseimbangan pada jangka panjang. Analisis FEVD (Forecast Error Variance Decompositon) menunjukkan bahwa harga beras memberikan kontribusi paling besar terhadap inflasi di Kota Pangkalpinang